Akses ke Sekolah Sulit, Ratusan Siswa Cianjur Harus Berkelahi dengan Maut

Akses ke Sekolah Sulit, Ratusan Siswa Cianjur Harus Berkelahi dengan Maut Ratusan siswa dari tiga kampung di Desa Kubang, Kecamatan Sukaresmi, Cianjur, Jawa Barat (Jabar) menantang maut untuk sampai ke sekolah. (Foto: Ist)

CIANJUR - Ratusan siswa dari tiga kampung di Desa Kubang, Kecamatan Sukaresmi, Cianjur, Jawa Barat (Jabar) menantang maut untuk sampai ke sekolah. Pasalnya mereka tidak punya pilihan selain menyeberang sungai berarus deras.

Tidak hanya berisiko kehilangan nyawa, para siswa yang berjumlah sekitar ratusan orang kadang terpaksa menginap di sekolah karena arus sungai meluap. Hal tersebut dapat terjadi kerena sejauh ini tidak ada jembatan yang dapat dilalui untuk menyeberang dengan aman.

Tokoh masyarakat Desa Kubang Didin mengatakan, tidak adanya jembatan penyeberangan membuat aktivitas warga setempat harus melawan arus sungai untuk sampai ke seberang. Menurutnya, warga berulang kali mengajukan permohonan dibangunkan jembatan agar memudahkan warga dari tiga kampung Batuhalang, Batupeti dan Sarongge, untuk beraktivitas.

"Setiap hari seratus orang lebih anak sekolah terpaksa melintas sungai untuk sampai ke sekolah di SDN Batuwates di Desa Cibanteng karena hanya sekolah tersebut yang paling dekat," kata Didin di Cianjur, Selasa (12/2).
 
Namun, sudah puluhan tahun dan hingga saat ini impian tersebut tidak kunjung terwujud. Bahkan, kata dia, belum pernah ada aparatur pemerintahan yang datang ke wilayah terujung Cianjur tersebut yang berbatasan dengan Kabupaten Bogor.

"Harapan kami jembatan dapat dibangun agar kami tenang ketika melepas anak untuk pergi dan pulang sekolah. Kalau musim hujan seperti sekarang tidak jarang anak-anak menginap di sekolah karena arus deras berbahaya untuk dilewati," ungkapnya.

Tidak hanya itu, hingga saat ini warga di tiga kampung tersebut masih kesulitan mendapatkan air bersih dan fasilitas umum yang layak seperti MCK. Selama ini hanya ada satu MCK yang digunakan puluhan kepala keluarga di satu kampung.

"Jangan tanya kalau infrastruktur, untuk sampai ke kampung kami, belum bisa mengunakan kendaraan roda empat sehingga warga kesulitan untuk menjual hasil taninya ke kota. Harapan kami Bupati Cianjur berkunjung ke kampung kami," ujarnya. (Ant)