Atasi Kemacetan, Pemkab Bogor dan Cianjur Sepakati Pembangunan Jalur Puncak 2

Atasi Kemacetan, Pemkab Bogor dan Cianjur Sepakati Pembangunan Jalur Puncak 2 Sumber Foto: bogorkab.go.id

Jawa Barat – Bupati Bogor, Ade Yasin dan Bupati Cianjur, Herman Suherman menyepakati pembangunan jalur Puncak 2 sebagai salah satu solusi untuk mengurangi tingkat kemacetan di kawasan Puncak. Sebelumnya, kebijakan Pemerintah untuk menerapkan ganjil genap belum bisa mengurai kemacetan, maka dari itu Pemkab Bogor menggaungkan solusi lainnya.

“Tiada hari tanpa macet di Puncak, Puncak ini selalu viral karena perhatian media selalu tertuju ke sana. Dulu Puncak pernah jadi destinasi wisata nasional, tapi karena macet akhirnya dicabut. Tapi tetap saja Puncak dianggap menarik oleh wisatawan. Kenapa Puncak menarik perhatian, karena alamnya yang indah,” terang Ade saat menghadiri pertemuan antara Pemkab Bogor dan Pemkab Cianjur terkait permasalahan Puncak di Melrimba Garden, Jl. Raya Puncak Gadog KM 87, Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Sabtu (18/9).

Melansir bogorkab.go.id, Ade menjelaskan Pemkab Bogor mengusulkan alternatif melalui pengembangan kawasan Puncak 2 melalui pembangunan jalur Poros Tengah Timur (PTT). Rencana jalur Poros Tengah Timur berada di Kabupaten Bogor dan Cianjur, yakni menghubungkan antara Sirkuit Sentul yang berada di akses pintu tol Jagorawi dengan Istana Cipanas yang berada di jalan nasional Puncak-Cianjur serta Cariu yang berada di jalan provinsi ruas Transyogi.

“Total perkiraan anggaran biaya yang dibutuhkan adalah kurang lebih sebesar 5 trilyun. Keterbatasan anggaran yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Bogor, sehingga membutuhkan dukungan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat,” tambahnya.

Ade mengatakan pihaknya mendukung kebijakan pemerintah menerapkan ganjil genap di wilayah puncak. Namun, selama pemberlakuan ini masih ada kemacetan sehingga menurutnya, diperlukan solusi lain dalam menangani kemacetan jalur puncak.

Senada dengan Ade Yasin, Bupati Cianjur, Herman Suherman mengungkapkan, pertemuan ini begitu penting demi pembangunan jalur Puncak 2, yang lebih penting lagi adalah bagaimana pemerintah pusat mendengar aspirasi dari bawah ini. Kami Kabupaten Cianjur sangat merasakan imbasnya, dulu wilayah Cipanas itu ramai wisatawan sekarang sepi.

 “Sekarang kalau mau ke Cianjur dari Jakarta, Puncak macet, dari Bandung mau ke Cianjur juga macet, dari Sukabumi juga macet, sehingga kami di Kabupaten Cianjur sangat terdampak dengan sepinya wisatawan. Orang-orang pasti sudah lelah mau ke Cianjur akibat berlama-lama di jalan karena macet, akhirnya mereka tidak sampai masuk Cianjur,” ungkap Herman.