Atasi Pernikahan Dini, FKM UI Gandeng Kader Milenial

Atasi Pernikahan Dini, FKM UI Gandeng Kader Milenial Ilustrasi pernikahan remaja. (Foto: Pixabay.com).

DEPOK - Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), menggandeng kader milenial untuk mengatasi pernikahan dini di Belitung Timur.

Ketua Tim Pengmas Rita Damayanti dalam keterangan tertulisnya di Depok, Senin (19/8) mengatakan, kader milenial ini dilatih selama tiga hari agar mereka memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang baik terkait kesehatan reproduksi (kespro).

Sehingga, mereka dapat menyebarluaskan informasi tersebut kepada remaja di wilayah tempat tinggalnya, terutama saat pelaksanaan Posyandu.

Selain melatih kader milenial, lanjutnya, program Pengmas ini juga memberikan pelatihan kepada petugas kesehatan dari Puskesmas dan Dinas Kesehatan.

Dengan adanya pelatihan bagi para petugas kesehatan, diharapkan mampu melatih kader remaja lainnya di Posyandu Sijares yang sudah tersebar di 5 wilayah Belitung Timur. Harapan lainnya, juga mampu menjadi advokator lintas sektor agar penanganan remaja dapat lebih komprehensif.

Ia juga mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan Organisasi profesi Perkumpulan Promotor dan Pendidik Kesehatan Masyarakat Indonesia (PPPKMI), mengembangkan Program Pemberdayaan Kader (Siap Jaga Remaja Sehat (SIJARES). Tujuannya, untuk peningkatan kualitas kespro para remaja di Belitung Timur, dengan menggaet kader remaja Posyandu.

Program ini dilaksanakan di Desa Buding, Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Bangka Belitung, pada pekan ketiga Agustus hingga November 2019.

Ada alasan Tim Pengmas FKM UI yang beranggotakan Rita Damayanti, Kartika Anggun DS, Beta Aswarni, Nandita Adelia Putri, dan Awalia Nur Baeti melaksanakan program tersebut.

Salah satunya, berangkat dari permasalahan tingginya angka pernikahan dini di Provinsi Bangka Belitung, di mana tercatat menduduki peringkat ke-3 di Indonesia.

“Sebagai upaya investasi masa depan Belitung Timur, Pemerintah setempat telah menggalakkan Gerakan SIJARES atau Siap Jaga Remaja Sehat di tingkat desa, namun belum memiliki pesan spesifik yang dapat membuat remaja menunda pernikahannya," kata Rita.

Oleh karena itu, Rita dan tim menggagas sebuah program untuk mendukung Gerakan SIJARES. Uniknya, dengan melibatkan anak muda berusia 15-23 tahun sebagai kader kesehatan, sekaligus penggerak remaja di wilayah desa mereka masing-masing.

Ia berharap program ini turut menjaga kesehatan remaja, tidak hanya remaja di sekolah tapi juga mereka yang putus sekolah. Sehingga tetap dapat menjadi pelaku pembangunan di Belitung Timur.

Salah satu tahap awal, tim UI dan PPPKMI bersama-sama mengembangkan modul pelatihan kespro dan pencegahan pernikahan dini bagi para kader remaja.

“Modul ini sangat youth friendly karena menggunakan metode games, diskusi, dan role play yang membuat remaja terlibat aktif dalam pelatihan,” ujar Rita. (Ant).