Ba'asyir Belum Bebas, Kalapas Gunung Sindur: Tunggu Konfirmasi Pimpinan

Ba'asyir Belum Bebas, Kalapas Gunung Sindur: Tunggu Konfirmasi Pimpinan Ilustrasi Lapas Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat (Jabar). (Foto: Ist)

BOGOR - Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Gunung Sindur Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Jabar) Sopiana mengaku masih menunggu konfirmasi dari pimpinan terkait pembebasan terpidana kasus terorisme Abu Bakar Ba'asyir.

Karena itu, Sopiana pun belum dapat memastikan soal pembebasan ustaz 81 tahun itu. "Saya masih menunggu konfirmasi pimpinan," kata Sopiana kepada awak media di Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Rabu (23/1).

Dia menambahkan, pihak keluarga terpidana sudah mengunjungi Lapas Gunung Sindur menjemput Ba'asyir. Sementara, awak media telah berkumpul di depan gerbang Lapas Gunus Sindu. Para pemburu berita tersebut tidak diperkenankan untuk memasuki lapas.

"Hanya keluarganya saja yang berkunjung ke Lapas," ucapnya.

Sebelumnya, Kuasa Hukum pasangan Calon Presiden (Capres) dan Wakil Presiden (Cawapres) Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma`ruf Amin, Yusril Ihza Mahendra mengatakan, pembebasan Ba'asyir mendapat persetujuan Jokowi, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, dan Kapolri Tito Karnavian.

"Ustaz Abu Bakar seorang ulama yang harus dihormati dan kebebasan beliau perintah dari Presiden Joko Widodo atas nama kemanusiaan karena kondisinya sudah uzur dan keadaannya sedang sakit yang memerlukan perhatian dari keluarga," kata Yusril di Lapas Gunung Sindur, Jumat (18/1).

Yusril memastikan narapidana teroris Ba'asyir bebas usai mengurus administrasi di Lapas Gunung Sindur. Upaya pembebasan Ba'asyir dari Lapas sudah dilakukan Yusril sejak Desember 2018, namun tidak ada hasil karena kendala peraturan dan persyaratan.

Sementara, Abdul Rohim anak Ba'asyir mengaku bersyukur atas dibebaskan ayahnya dari masa tahanan. Dia mewakili atas nama keluarga mengucapkan terima kasih dan semoga Allah SWT membalas kebaikan Presiden Joko Widodo. 

Setelah bebas dari masa tahanan di lapas tersebut Ba'asyir akan tinggal di Pondok Pesantren Al-Mu`min di Ngruki, Sukaharjo, Jawa Tegah (Jateng). "Bapak bebas murni sebagai warga biasa dan menjalani aktivitas sehari-hari di pondok pesantren," ujar Abdul Rohim. (Ant)