Bappeda Bekasi Akan Tata Kampung Kumuh

Bappeda Bekasi Akan Tata Kampung Kumuh Ilustrasi rumah di kampung. (Foto: Pixabay.com).

CIKARANG - Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Bekasi, merancang penataan lingkungan untuk 30 kampung kumuh se-Kabupaten Bekasi. Ini realisasinya akan dilaksanakan pada tahun 2020 mendatang.

"Di tahun ini 30 kampung kumuh yang akan kami tata lingkungannya. Puluhan kampung ini kan terdiri dari beberapa RW dan RT. Program ini tentunya sesuai dengan visi misi Bupati Bekasi,"  kata Kepala Bappeda Kabupaten Bekasi, Slamet Supriyadi di Cikarang, Rabu (16/10).

Ia melanjutkan, target penataan perkampungan kumuh di Kabupaten Bekasi mencapai 126 hektare, sementara yang sudah ditata hingga saat ini mencapai 71,05 hektare.

"Ada yang sudah dilaksanakan oleh APBN dan juga oleh kami (Kabupaten Bekasi). Jadi sesuai RPJMD target nol persen kawasan kumuh di Kabupaten Bekasi di tahun 2022," kata Slamet.

Slamet mengatakan, hingga saat ini masih ada ratusan perkampungan yang masuk dalam kategori kumuh. Ratusan kampung tersebut tersebar di 12 desa se-Kabupaten Bekasi.

"Tidak ada penggusuran. Jadi kondisi yang ada saat ini kami perbaiki. Seperti yang belum punya MCK kami buatkan. Lingkungannya juga ditata agar lebih baik," katanya.

Selain perkampungan kumuh, Bappeda Kabupaten Bekasi juga merancang pencegahan kawasan kumuh di 40 desa setempat.

"Pencegahan juga kami lakukan. Karena kalau tidak dicegah akan masuk ke dalam kategori kumuh juga," ujarnya.

Bappeda juga terus berupaya menata kampung kumuh menjadi lebih sehat. Melalui sejumlah upaya di antaranya pembangunan infrastruktur, sanitasi, dan penataan perilaku hidup sehat masyarakat.

"Kalau belum ada sumur bor, kami buatkan. Program ini akan kami maksimalkan karena memang ini sesuai dengan rencana aksi daerah yang digagas oleh Bupati Bekasi," kata Slamet.

Penataan lingkungan kumuh menjadi lingkungan sehat, akan mempengaruhi banyak aspek. Sebab lingkungan yang kurang sehat bisa mempengaruhi kecerdasan, dan berdampak pada sumber daya manusia unggul.

"Kalau lingkungan sehat maka hidup masyarakat menjadi lebih sehat. Kalau tidak konsumsi air bersih maka itu akan berpengaruh juga pada tingkat kecerdasan," kata Slamet. (Ant).