BPBD Bekasi Salurkan 15 Ribu Liter Air Bersih untuk Warga

BPBD Bekasi Salurkan 15 Ribu Liter Air Bersih untuk Warga Ilustrasi kemarau menyebabkan sulitnya air bersih. (Foto: Antara Foto).

CIKARANG -  Dampak musim kemarau telah terasa di beberapa kawasan di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, air bersih menjadi lebih sulit dan warga menderita kekeringan.  

Mengantisipasi ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, menyiapkan solusi berkesinambungan untuk mengatasi dampak kekeringan.

Menurut perkiraan BPBD, krisis ari bersih ini akan melanda sebagian wilayah kabupaten hingga tiga bulan ke depan.

"Jadi setiap saat kami selalu berkoordinasi dengan BMKG untuk mengetahui bagaimana kondisi ke depan. Untuk saat ini, kekeringan diprediksi masih akan terjadi sampai tiga bulan ke depan. Maka dari itu kami terus mengantisipasinya," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bekasi Adeng Hudaya
di Cikarang, Jumat (28/6).

"Solusi berkesinambungan diperlukan untuk menanggulangi bencana tahunan ini," ia menambahkan.

Dalam sepekan terakhir kekeringan sudah melanda Desa Ridhogalih, Ridhomanah dan Sirnajati di Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi.

"Sejak awal laporan kekeringan kami kirim 5.000 liter air bersih, kemudian ditambah menjadi 10.000 liter. Kemudian kami tambah lagi saat ini menjadi 15.000 liter air," kata Adeng.

Kerja Sama BPBD dengan PDAM Tirta Bhagasasi

"Jadi kami ambil dari PDAM kemudian dikirim ke masyarakat. Sudah ada komitmen sebelumnya, mau berapa pun kebutuhannya siap dikirim," ujar Adeng.

Menurut BPBD Kabupaten Bekasi, kekeringan juga berpotensi terjadi di Desa Ciantra dan Serang di Cikarang Selatan; Desa Sirnajaya, Cilangkara, Nagacipta, Nagasari, dan Sukasari di Serang Baru; Desa Karang Indah, Karang Mulya dan Medal Krisna di Bojongmangu; serta Desa Pasirranji, Cicau, Sukamahi, dan Jayamukti di Cikarang Pusat.

Adeng menekankan, perlunya solusi berkesinambungan untuk mengatasi masalah kekeringan karena daerah yang menghadapi kekeringan tidak punya cukup sumber air.

Rencana jangka pendek, menengah, dan panjang, menurut Adeng, harus dibuat untuk mengatasi bencana yang sering datang pada musim kemarau tersebut.

Selain solusi jangka pendek berupa pendistribusian bantuan air bersih, ia melanjutkan, perlu upaya jangka menengah dan panjang untuk mengatasi masalah kekeringan.

"Jadi perlu penanggulangan jarak menengah dan panjang. Karena dari pantauan kami di lokasi, bukan tidak mungkin kekeringan meluas dan masyarakat yang membutuhkan air tentu makin tinggi. Kami terus bersiaga, menyiapkan berbagai hal untuk menanggulangi kekeringan ini," jelasnya.

Dalam hal ini, BPBD Kabupaten Bekasi telah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang untuk membangun penampung air.

"Baik itu sumur bor di titik yang tepat atau penampungan air. Itu sangat dibutuhkan," pungkasnya. (Ant).