Dinkes Banten Targetkan 100% Pendataan Kasus TBC dalam Tiga Bulan

Dinkes Banten Targetkan 100% Pendataan Kasus TBC dalam Tiga Bulan Pj. Sekda Banten bersama Tim Percepatan Penanganan TBC Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) (Foto: bantenprov.go.id)

Kota Serang, Jurnal Jabar – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten menggencarkan pendataan jumlah penderita tuberkulosis (TBC) untuk mempercepat upaya penanganan. Kepala Dinkes Provinsi Banten, Ati Pramudji Hastuti mengatakan, dalam tiga bulan ke depan pihaknya menargetkan 100% penemuan kasus.

Saat ini jumlah penderita penyakit TBC di Provinsi Banten diperkirakan mencapai 33.000 orang. Hingga akhir Oktober 2022, Dinkes telah berhasil melakukan pendataan terhadap 28.000 orang penderita.

“Jadi masih sekitar 5.000 yang kita harapkan dalam tiga bulan ke depan kita mampu capai 100% penemuan kasus,” ungkap Ati.

Dalam mencapai target tersebut, Dinkes melakukan sejumlah upaya pendataan, salah satunya membuka akses layanan pemeriksaan seluas-luasnya.

“Sekarang ini untuk tempat pemeriksaan laboratorium, alat yang kita gunakan sudah ada sekitar 43 unit dan tersebar di 8 kabupaten/kota. Untuk layanan TBC resisten obat yang dulu itu baru 1 di Kota Tangerang Selatan, sekarang sudah ada 8 layanan kecuali di Kota Cilegon yang sekarang sedang dalam proses agar warganya tidak jauh berobat,” jelas Ati, dikutip dari bantenprov.go.id.

Selain itu, Dinkes menggandeng rumah sakit swasta untuk mempercepat penemuan kasus melalui laporan pengobatan.

“Ini kerja sama, kita gandeng semua agar cepat menemukan kasus. Dengan tata cara pengobatan yang sudah sesuai standar. Biar dimanapun berobatnya, begitu tercatat terlaporkan dan pengobatannya sesuai standar yang sama,” tuturnya.

Lebih lanjut, Dinkes juga menggunakan pengobatan pencegahan. Saat ada salah satu anggota keluarga yang memiliki penyakit TBC, anggota lain yang memiliki kerentanan langsung diberi obat pencegahan meskipun tidak tertular TBC.

“Kita juga saat ini sudah memberikan satu pengobatan terbaru yakni pengobatan pencegahan. Jadi bagi keluarga yang mempunyai satu anggotanya menderita TBC dan kebetulan di rumahnya ada orang-orang yang rawan seperti anak kecil, orang yang imunitasnya rendah seperti HIV, untuk dia diberikan obat pencegahan agar jangan sampai tertular,” pungkas Ati.

Sementara itu, Pj. Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Banten, M Tranggono menyampaikan, Dinkes sudah memiliki data-data penderita TBC sehingga hal ini semakin mempermudah penanganan. Dua tahun terakhir secara berturut-turut, Pemprov Banten meraih predikat terbaik dalam penemuan kasus atau pendataan penderita TBC.

“Penyakit TBC harus menjadi perhatian karena tingkat kematian di Indonesia mencapai 11 orang per jam. Kadang orang yang menderita TBC malu sehingga tidak terdata,” kata Tranggono, usai menerima Tim Percepatan Penanganan TBC Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Kamis (17/11).