Jabar Dinilai Sulit Raih Kembali WTP BPK

Jabar Dinilai Sulit Raih Kembali WTP BPK Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (flickr.com).

BANDUNG-Peluang Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) kembali meraih opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI, dinilai sangat sulit.

Diketahui, selama ini Pemprov Jabar meraih opini WTP sebanyak tujuh kali berturut-turut dari BPK RI.

"Untuk bisa meraih kedua penghargaan tersebut tentu bukanlah perkara mudah, malah saya melihatnya cenderung berat. Butuh pula kerja sama intensif dengan semua stake holder, termasuk DPRD," ujar Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat (Jabar) periode 2019-2024, Daddy Rohamady, melansir Antara, Jumat (06/09).

Daddy menambahkan, raihan opini WTP yang terakhir yakni penilaian kinerja 2018 sudah hampir di tepi jurang karena berbagai catatan dari BPK RI sehingga Gubernur Jabar harus mengharmoniskan dan terus mendorong semua perangkat daerahnya.

"Seharusnya kan yang sudah baik dipertahankan dan yang kurang baik diperbaiki. Yang ada, saya tidak melihat hal itu diupayakan secara maksimal," bebernya.

Misalnya, sambung Daddy, kegagalan penanganan Situ Rawakalong dan beberapa pekerjaan besar lainnya menunjukkan betapa perencanaan tidak seperti tahun-tahun sebelumnya.

"Bagaimana mungkin Dinas Sumber Daya Air membangun di atas Situ Rawakalong, padahal situ tersebut sedang dikeruk oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS). Hasilnya sudah bisa dipastikan, gagal," imbuhnya.

Dengan kondisi tersebut, Daddy menjelaskan, pekerjaan yang dengan anggaran Rp32 miliar tersebut hanya bisa dilakukan 30 persen dan sisanya bisa dipastikan akan menjadi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (Silpa).

"Ini menunjukkan betapa perencanaan dan koordinasi yang ada sangatlah buruk. Koordinasi dengan pihak lain mutlak harus dilakukan. Kita tidak bisa kumaha ceuk aing. Ini bukan zamannya lagi," ujarnya.

Lebih lanjut Daddy mengatakan bahwa adagium wakil sebagai ban serep benar-benar terlihat dan peran Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum lebih melaksanakan tugas seremonial.

"Kalau mau memakai skala nilai dengan rentang 100, saya kira Emil hanya meraih nilai 60-an dalam tahun pertamanya," tutup Daddy.