Jelang Malam Tahun Baru, Pedagang Jagung Pinggir Jalan Bermunculan

Jelang Malam Tahun Baru, Pedagang Jagung Pinggir Jalan Bermunculan Ilustrasi pedagang jagung di pinggir jalan jelang malam tahun baru. (Foto: Ist)

BOGOR - Para penjual jagung dadakan di pinggiran Kota Bogor bermunculan jelang perayan malam tahun baru. Kondisi tersebut pun dimanfaatkan para pedagang jagung di sejumlah pasar tradisional di Kota Bogor.

Salah seorang pedagang hotikultura di pasar tumpah Jalan MA Salmun mengatakan, jagung menjadi komoditas yang paling banyak dibeli menjelang malma pergantian tahun. "Sudah tradisi kalau malam tahun baru, biasanya kumpul-kumpul keluarga sambil bakar-bakar jagung," kata Roy saat ditemui, Senin (31/12).

"Jadi banyak yang nyari (jagung) kalau tahun baruan," ujarnya.

Alhasil, Roy yang berprofesi sebagai pedagang sayur sejak 20 tahun silam memanfaatkan momen pergantian tahun untuk menjual jagung dalam jumlah yang lebih banyak dari biasanya. Sehari-hari, Roy mengaku menyediakan jagung yang sudah dikupas kulitnya karena akna diolah menjadi sayur oleh para pelanggan.

Jumlah jagung yang dibeli pun juga tidak banyak, yakni sekitar satu hingga dua karung. Namun, khusus untuk malam pergantian tahun Roy memesan lebih banyak, yakni hingga lima karung. 

Jagung dibeli dari Pasar Induk Kemang. Jagung untuk tahun baru biasanya dijual terpisah dari jagung untuk sayur. Dijual masih dalam kondisi terbungkus kulit tanpa dikupas. Sedangkan jagung untuk sayur sudah dikupas. 

"Jagung yang sudah dikupas Rp10.000 per kilogram (Kg). Kalau yang belum dikupas Rp8.000 per kg," ungkapnya. 

Pembeli jagung yang kebanyakan perorangan, rata-rata membeli satu hingga lima Kg. Ada juga yang membeli lebih dan biasanya kalangan mahasiswa atau petugas kelurahan. 

Sebagai gambaran, Roy mampu menjual jagung pada momen tahun baru sebanyak lima ton. Namun, untuk tahun ini Roy memprediksi tidak dapat menjual sebanyak itu.

"Tahun ini sepi, kalau tahun lalu bisa habis empat ton, tahun sekarang belum jelas," ungkapnya. 

Menurutnya, sepinya penjualan jagung dikarenakan banyaknya bencana yang terjadi sehingga masyarakat lebih memilih liburan di rumah dari pada merayakan tahun baru. Namun, Roy optimistis penjualan jagungnya meningkat dari hari sebelumnya. 

Sementara, salah seorang pembeli jagung Tuti mengaku bakal merayakan tahun baru bersama keluarga di rumah. Acaranya pun sederhana, yakni dengan bakar jagung. "Sudah tradisi dan biasanya kami kumpul-kumpul di rumah utama. Keluarga saya ada 10 orang, kami silaturahmi sambil bakar jagung dan liat kembang api," kata Tuti. (Ant)