Kesehatan Warga Sekitar Pantai Cemarajaya Mulai Terdampak

Kesehatan Warga Sekitar Pantai Cemarajaya Mulai Terdampak Warga membersihkan tumpahan minyak atau 'oil spill' di pesisir pantai Cemarajaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Rabu (24/7/2019). (Foto: Antara Foto).

KARAWANG - Dampak kesehatan dari tumpahan minyak atau 'oil spill' Pertamina di Pantai Cemarajaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, rupanya telah dirasakan oleh warga di sekitarnya.

Warga banyak mengeluhkan penyakit gatal-gatal dan batuk saat mendatangi posko kesehatan.

"Saat ini Pertamina telah mendirikan empat posko kesehatan di Karawang," kata Fajriyah Usman, Vice President Relation Corporate Communication Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ), dalam siaran pers seperti diberitakan Antara, Minggu (29/7).

Empat posko kesehatan itu di antaranya dibangun di Posko Cemarajaya, Posko Sungai Buntu, Posko Sedari, serta Posko Kesehatan Pantai Mutiara.

Menurut Fajriyah, posko kesehatan sudah dibangun di wilayah pesisir utara Karawang sejak beberapa hari terakhir. Hingga kini tercatat 120 pasien telah ditangani petugas posko kesehatan tersebut.

"Tapi berdasarkan identifikasi sementara, keluhan mereka sampaikan itu bukan dampak langsung dari 'oil spill'," kata Fazriyah.

 

Pelayanan posko kesehatan di desa terdampak kebocoran minyak mentah milik Pertamina di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. (Foto: Antara).

 

Kritik dari WALHI

Akan tetapi, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) memiliki pandangan lain terkait dampak tersebut. 

Mengutip berita dari RMOL.ID, WALHI menyampaikan bahwa pencemaran akibat tumpahan minyak tersebut telah semakin meluas, angkanya mencapai 45,37 km persegi di perairan Karawang. 

"Saat ini (kebocoran) di angka 3.000 barel per hari dan luasan penyebaran belum berhasil diatasi," kata Manager Kampanye Energi & Perkotaan WALHI, Dwi Sawung di Jakarta, Senin (29/7).

Menurut Dwi, WALHI prihatin atas sikap Pertamina yang tak menginformasikan perihal kebocoran tersebut kepada warga dan nelayan, sehingga mereka terancam kesehatannya. 

"Ada warga yang pusing, itu ada akibat beberapa zat yang memang berbahaya," tambah Dwi.

Dwi kemudian membandingkan dengan kasus kebocoran minyak di Florida, Amerika Serikat, yang menurutnya ditangani dengan sigap dan terbuka. Pemerintahnya pun memberitahukan agar warga tak beraktivitas di sekitar tempat tercemar. 

"Tapi kalau di sini terkesan ditutupi dan lambat," kata Dwi.