Legislator Garut Kritik Anggaran Makanan Tambahan Hanya Rp300 juta

Legislator Garut Kritik Anggaran Makanan Tambahan Hanya Rp300 juta Ketua DPC PDI Perjuangan Garut, Yudha Puja Turnawan, memberikan bantuan pangan di daerah yang memiliki banyak kasus 'stunting' di Kelurahan Ciwalen, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Jawa Batat, Minggu (22/12/2019). (Foto&keterangan: Antara).

GARUT - Legislator DPRD Kabupaten Garut dari Fraksi PDI Perjuangan, Yudha Puja Turnawan, menyatakan pemerintah daerah jangan banyak menggunakan anggaran penanggulangan kasus stunting, untuk kegiatan sosial yang sifatnya seremonial.

Tetapi harus lebih besar alokasinya, untuk masalah inti yakni pemberian gizi dan pelayanan kesehatan.

"Dalam satu kegiatan mengatasi stunting, kegiatan penunjang jangan lebih besar dari kegiatan inti," kata Yuda saat bakti sosial dalam rangka memperingati Hari Ibu dan pengobatan gratis di Kelurahan Ciwalen, Kecamatan Garut Kota, Minggu (22/12).

Ia menuturkan, DPRD Garut siap mendorong alokasi anggaran untuk mengatasi masalah stunting, yang saat ini Garut termasuk daerah paling tinggi kasus tersebut.

Pada anggaran 2020, kata Yuda, Pemkab Garut telah mengalokasikan dana sebesar Rp1 miliar, dengan rincian penggunaan untuk sosialisasi dan pemberian makanan tambahan gizi, bagi anak-anak dan ibu.

Anggaran Makanan Tambahan Hanya Rp300 juta dari Total Rp1 miliar

Namun, Yuda menyayangkan dana Rp1 miliar itu diketahui dalam rincian pemanfaatannya, malah lebih besar untuk kegiatan sosialisasi. Sedangkan untuk makanan tambahan sebagai penunjang gizi anak atau ibu, hanya sebesar Rp300 juta.

"2020 ini Dinkes menganggarkan Rp1 miliar itu hanya Rp300 juta untuk makanan tambahan, sisanya hanya kegiatan penunjang," ungkapnya.

Ia menambahkan, upaya mengatasi kasus stunting tidak hanya dilakukan oleh pemerintah. Tetapi oleh semua pihak harus terlibat, agar kasus tersebut tidak terjadi di Garut.

Salah satunya, katanya, jajaran DPC PDI Perjuangan menggelar kegiatan bakti sosial, dengan membagikan sembako dan pengobatan gratis kepada warga, di Kelurahan Ciwalen yang terdata daerah cukup banyak kasus stunting-nya.

"Anggaran itu (Rp1 miliar) kurang maksimal, untuk itu bisa dibantu dari partai politik, apalagi kami partainya Pak Jokowi (Presiden) yang sangat konsen dalam mengatasi stunting," katanya.

Ia berharap, adanya bakti sosial dengan membagikan pangan bergizi dan pengobatan gratis, bisa mencegah kasus stunting di wilayah Ciwalen, Garut Kota. Sekaligus menurunkan angka stunting di Jabar.

"Kami dalam kegiatan ini melibatkan Dinkes untuk sosialisasi dan pemberian makanan, dan nanti Ciwalen akan fokus pada 2020 dalam penanganan stunting," katanya. (Ant).