Nutrisi Imbang Sejak Dini, Kunci Cegah 'Stunting'

Nutrisi Imbang Sejak Dini, Kunci Cegah 'Stunting' Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Barat Atalia Praratya Kamil saat bicara di Lokakarya Penguatan Posyandu dengan Pemberdayaan Masyarakat, dalam Rangka Pencegahan Stunting di Marbella Suites Hotel, di Bandung, Rabu (10/7/2019). (Foto: Dokumen Humas Pemprov Jabar).

BANDUNG - Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Barat, Atalia Praratya Kamil, menyatakan bahwa stunting pada anak dapat mengakibatkan kemampuan kognitif tidak berkembang maksimal.

Sehingga stunting dapat menjadi faktor rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), karena berpengaruh terhadap produktivitas.

Menurut Atalia, perilaku dan kesadaran hidup bersih dan sehat masyarakat Indonesia perlu ditingkatkan sejak dini.

Pasalnya untuk mencegah stunting, perilaku hidup bersih dan sehat harus sudah terbentuk pada periode emas, yakni 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). 

"Pencegahan dan penanggulangan stunting sangat penting, 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) merupakan periode sensitif yang menentukan kualitas hidup di masa yang akan datang. Di mana akibat yang ditimbulkan terhadap bayi pada masa ini akan bersifat permanen, dan tidak dapat dikoreksi," papar Atalia saat menjadi pembicara pada Lokakarya Penguatan Posyandu dengan Pemberdayaan Masyarakat, dalam Rangka Pencegahan Stunting di Marbella Suites Hotel, di Bandung, Rabu (10/7).

"Saat ini, kita memprioritaskan 1.000 HPK sebagai periode utama untuk pencegahan stunting. Namun, karena stunting merupakan hasil dari permasalahan gizi secara kronis, idealnya, pencegahan stunting seharusnya dimulai lebih awal lagi, lebih ke hulu yaitu pada masa remaja," lanjut Atalia. 

Atalia menambahkan, status gizi masyarakat yang baik merupakan fondasi pendidikan, kesehatan, dan pertumbuhan ekonomi. 

Oleh sebab itu, pendidikan kesehatan dan perubahan perilaku pada remaja menjadi kunci keberhasilan, dalam upaya mempersiapkan generasi bebas stunting. (Ant).