Pakar Lingkungan Sarankan Perbanyak Embung dan Reboisasi

Pakar Lingkungan Sarankan Perbanyak Embung dan Reboisasi Pengendara roda dua memaksakan untuk melintasi jalan yang tergenang luapan air Sungai Cileungsi di Jalan alternatif Desa Gunung Sari, Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (6/1/2020). (Foto&keterangan: Antara Foto).

JAKARTA - Pakar lingkungan hidup dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Suprihatin, mengatakan pemerintah perlu memperbanyak embung atau penampungan air, yang dapat berguna untuk mencegah terjadinya banjir saat musim penghujan tiba.

"Embung merupakan salah satu solusi untuk mengurangi risiko banjir. Oleh karena itu harus dibuat banyak di daerah Bogor, Depok dan sekitarnya," ujar dia saat dihubungi di Jakarta, Kamis (9/1).

Embung tersebut akan berguna menampung air hujan, yang kemudian bisa dialirkan pelan-pelan pada saat kondisi sudah mulai normal. Sehingga, risiko dampak banjir bisa lebih diminimalisir.

Secara umum, Suprihatin menilai keberadaan embung di daerah Bogor dan Depok belum begitu banyak dan signifikan. Sehingga saat musim penghujan tiba dengan intensitas tinggi mengakibatkan banjir.

"Pemerintah DKI Jakarta dan Bogor bisa saling bekerja sama untuk membuat lingkungan lebih baik lagi, salah satunya memperbanyak embung," ujar penerima Setyalancana Karya Satya X dan XX, pada 2008 dari Presiden RI tersebut.

Selain embung, lulusan Teknik Proses Lingkungan dari Universitas Teknik Clausthal tersebut, juga menyarankan agar pemerintah dan masyarakat memperbanyak penanaman tanaman yang bisa mereboisasi dan menyerap air.

Apabila embung dan penanaman tanaman tersebut dilakukan, maka diyakini bencana banjir yang sempat melanda wilayah Jabodetabek beberapa waktu lalu, bisa diatasi sebelum terjadi.

Menurutnya, alih lahan yang dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat, merupakan salah satu penyebab banjir terjadi. Hal itu dikarenakan air tidak lagi memiliki tempat resapan saat musim penghujan tiba.

"Jadi awalnya itu lahan pertanian atau kebun, namun kemudian digunakan sebagai jalan dan bangunan sehingga tidak ada lagi resapan air ke dalam tanah," katanya.

Oleh sebab itu, semua pihak perlu memperbanyak penanaman tanaman, terutama di daerah-daerah jalan air menuju ke sungai.

"Pada dasarnya semua tanaman itu bisa digunakan, tergantung mana yang cocok saja di lokasi atau daerah jalan air tadi," imbuhnya. (Ant).