Pascahujan Lebat, BPBD Cianjur Awasi Titik Rawan Longsor

Pascahujan Lebat, BPBD Cianjur Awasi Titik Rawan Longsor Ilustrasi sebagian besar wilayah Cianjur, Jawa Barat, masuk dalam zona merah bencana longsor dan banjir, salah satunya longsor akibat hujan deras yang menyebabkan tebing bagian utara Situs Gunung Padang, longsor sehingga dilakukan penanganan bersama. (Foto: Antara).

CIANJUR - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur, mulai mengawasi titik rawan bencana longsor dan pergerakan tanah pascahujan lebat yang terjadi selama tiga hari terakhir, meskipun status cuaca belum berubah.

Sekretaris BPBD Cianjur Sugeng Supriyatno mengatakan, selama musim kemarau tanah tebing di sejumlah titik rawan longsor banyak yang mengalami keretakan. Sehingga saat diguyur hujan berpotensi terjadinya pergerakan atau longsor.

Sehingga, pihaknya melakukan pengawasan titik rawan longsor terutama di wilayah Cianjur kota dan utara, yang sejak tiga hari terakhir diguyur hujan dengan intensitas tinggi.

Meskipun belum mendapatkan laporan adanya dampak pergerakan tanah, namun BPBD akan terus melakukan pengawasan dan pemantauan titik rawan longsor, termasuk di wilayah Cianjur Selatan.

"Kami telah mengirim petugas dan relawan untuk bergerak memastikan retakan tanah tebing, yang berpotensi bencana untuk segera dilakukan antisipasi jika terkena hujan deras," kata Sugeng di Cianjur, Kamis (29/8).

Ia menuturkan, pihaknya terus mengawasi sebagian besar wilayah longsor dan pergerakan tanah dan memantau potensi bencana banjir seiring turunnya hujan. "Sampai sekarang belum ada laporan resmi untuk banjir kalau tanda-tanda longsor sedang didata," imbuh Sugeng.

Meskipun hujan sudah turun sejak beberapa hari terakhir, selama beberapa hari berturut-turut, namun belum ada surat dari BMKG terkait perubahan musim. Sebab hujan belum merata di setiap wilayah.

"BMKG belum mengeluarkan pemberitahuan dan informasi terkait peralihan musim, statusnya masih kemarau. Terlebih prakiraan puncak kemarau belum terjadi karena diperkirakan baru terjadi bulan Oktober," pungkas Sugeng. (Ant).