Pemprov Jabar Terbitkan Surat Edaran Pencegahan DBD

Pemprov Jabar Terbitkan Surat Edaran Pencegahan DBD Ilustrasi nyamuk demam berdarah. (Foto: Ist)

BANDUNG - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) membuat surat edaran ke pemerintah kabupaten (pemkab) dan kota (pemkot) terkait pencegahan sejak dini demam berdarah dengue (DDB). Surat edaran pun telah disetujui Gubernur Jabar Ridwan Kamil.

Asisten Sekretaris Daerah Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Sosial Pemerintah Provinsi Jabar Daud Achmad pada acara Jabar Punya Informasi (Japri) mengatakan, surat instruksi untuk kepala dinas kesehatan tingkat kabupaten dan kota tersebut menerangkan setiap daerah wajib melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan Gerakan 3M Plus (menguras, mengubur, dan menutup plus).

"Segera dikirimkan surat edaran ini, secepatnya. Minggu-minggu ini sudah dikirimkan ke kabupaten dan kota. Jadi surat edaran ini berisi instruksi langkah-langkah antisipasi pencegahan dini demam berdarah," kata Daud di Gedung Sate Bandung, Jumat (8/2).

"Selain itu kami juga meminta agar melibatkan setiap anggota keluarga untuk jadi kader jumantik, mengaktifkan kembali kelompok kerja nasional DBD dan meningkatkan SDM pencegahan dan pengendalian demam berdarah," kata dia.

Sementara, Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Uus Sukmara menambahkan, juga meminta dinas kesehatan tingkat kabupaten dan kota untuk melakukan kesiapsiagaan mencegah demam berdarah dengan berbagai cara. Salah satunya dengan meningkatkan surveilans kasus dan faktor risiko terhadap kejadian demam berdarah dengue di antaranya melakukan pemantauan jentik berkala dan mengaktifkan juru pemantau jentik (jumantik).

"Kemudian mengaktifkan kembali pokja operasional penanggulangan DBD pada tingkat RT/RW, desa/keluarhan, kecamatan hingga tingkat kabupaten/kota," kata Uus.

Menurutnya, sejak awal hingga 31 Januari 2018 tercatat 18 orang meninggal dunia karena DBD. Terjadi peningkatan kasus DBD seiring dimulainya musim hujan pada akhir 2018 yang berlanjut hingga awal 2019.

Dia mengatakan, kasus DBD di Jabar berfluktuasi setiap tahunnya dan cenderung semakin meningkat dan sebaran wilayah terjangkit semakin luas. Pada 2016 tercatat 36.589 kasus dan meninggal 276 orang. Sementara pada 2017 tercatat 11.422 kasus dan meninggal 56 orang, 2018 tercatat 11.458 kasus dengan angka kematian 57 orang. 

"Dari awal hingga 31 Januari 2018, tercatat ada 2.461 kasus DBD di Jabar dan sebanyak 18 orang meninggal dunia," ungkapnya. (Ant)