PIMNAS ke-32, Penelitian Mahasiswa UI Sabet Penghargaan

PIMNAS ke-32, Penelitian Mahasiswa UI Sabet Penghargaan Mustika Sari, Sarah Salsabila, dan She Liza Noer meraih Medali Perak atas karya inovatif Zat Alternatif Anti Kanker Serviks yang berasal dari racun duri ikan Lionfish. (Foto: Antara).

DEPOK - Karya inovatif mahasiswa Universitas Indonesia (UI), yaitu Zat Alternatif Anti Kanker Serviks yang berasal dari racun duri ikan Lionfish, serta Program Taman Berani Program Peningkatan Pemahaman Berkomunikasi untuk Anak Tuli, berhasil meraih penghargaan Emas dan Perak dalam ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-32.

"PIMNAS merupakan program Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Ditjen Belmawa Kemenristekdikti) di bidang penalaran dan kreativitas mahasiswa," kata Kepala Humas dan KIP UI Rifelly Dewi Astuti di kampus UI Depok, Rabu (4/9).

Peraih medali Emas "Zat Alternatif Anti Kanker Serviks yang berasal dari racun duri ikan Lionfish, sebagai alternatif obat dari bahan alam untuk sediaan anti kanker serviks" merupakan karya inovatif dari Tiga mahasiswa jurusan Teknik Bioproses Fakultas Teknik UI yaitu Mustika Sari, Sarah Salsabila, dan She Liza Noer.

Mustika menjelaskan, penelitian terhadap duri ikan Lionfish telah melalui tahap pengujian in vitro di Laboratorium FTUI, di mana terlihat adanya efek inhibisi terhadap sel kanker serviks. Efek inhibisi ini menunjukkan pengujian berhasil membunuh sel kanker yang ada.

"Sangat bangga dan termotivasi ketika hasil penelitiannya bersama tim dapat diapresiasi oleh Pemerintah," ujar Mustika.

Sedangkan, peraih medali Perak Program Taman Berani Peningkatan Pemahaman Berkomunikasi untuk Anak Tuli adalah gerakan pengabdian masyarakat.Ini dijalankan oleh mahasiswa Program Studi Indonesia dan Inggris Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI yaitu Ayyubie Cantika Yuranda (Prodi Indonesia), Adhi Kusumo Bharoto (Prodi Inggris), Dara Minanda (Prodi Indonesia), serta Rojali (Prodi Indonesia).

Taman Berani merupakan program inovatif yang dikreasikan mahasiswa UI, untuk meningkatkan kualitas anak tuli sehingga mampu bersaing dengan anak dengar. Program Taman Bicara memudahkan anak tuli dalam memahami bacaan, menulis, hingga menyampaikan gagasan. Metode pembelajaran Bahasa Indonesia yang diusung diberi nama Pendidikan Dwibahasa atau disingkat PD.

Ayyubie menuturkan, metode PD yang telah diterapkan selama lima bulan di SLB B Dharma Asih di Depok ini dinilai mampu mengatasi kendala komunikasi bagi siswa tuli. Dalam sembilan kali pertemuan, metode ini membuat para siswa tuli mampu berinteraksi lebih aktif dan percaya diri dalam penyampaian pendapat.

"Saya berharap agar Program Taman Berani bisa mendapat perhatian publik, pemerintah, dan pihak terkait lainnya terhadap pengembangan pendidikan khusus dan metode PD dapat digunakan di SLB-B seluruh Indonesia karena sangat efektif dipakai dalam pendidikan anak-anak tuli," jelas Ayyubie. (Ant).