Ridwan Kamil Optimis Sodetan Cisangkuy Kurangi Banjir di Bandung Selatan

Ridwan Kamil Optimis Sodetan Cisangkuy Kurangi Banjir di Bandung Selatan Sodetan Cisangkuy, Kabupaten Bandung (Foto: jabarprov.go.id)

Bandung, Jurnal Jabar – Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil, optimis sodetan Cisangkuy mampu mengurangi luasan banjir di Kabupaten Bandung dari 370 hektare menjadi 70 hektare. Ridwan mengatakan, sodetan atau jalan banjir Cisangkuy dibangun sebagai infrastruktur pengendali banjir di wilayah selatan Kabupaten Bandung.

"Ini bisa mengurangi yang biasanya 370 hektar di Dayeuhkolot insyaallah tahun depan sudah berkurang tinggal 70-an hektare," kata Ridwan saat meninjau sodetan Cisangkuy, Senin (22/11).

Ridwan menjelaskan, sodetan Cisangkuy sepanjang 1,7 kilometer dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Aliran sungai dibelokkan menjauhi permukiman warga yang kemudian akan bertemu dengan Sungai Citarum. Sodetan ini melengkapi pembangunan kolam retensi Cieunteung dan Andir yang ditargetkan selesai akhir tahun ini.

"Mudah-mudahan berita baik hadir di wilayah yang biasanya tergenang," ujarnya.

Pada kesempatan itu, Ridwan sempat bertanya kepada warga dan mendapat keterangan saat ini ketinggian banjir sudah mulai berkurang dan cepat surut.

"Tadi saya wawancara warga, biasanya dulu banjirnya lama dan tinggi sekarang sudah jarang lagi. Alhamdulillah mudah-mudahan sampai akhir musim hujan kita bisa mengendalikan," sambungnya.

Lebih lanjut, orang nomor satu di Jawa Barat ini mengakui wilayah selatan Kabupaten Bandung belum bisa 100 persen bebas banjir. Meski begitu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) terus berupaya mengatasi persoalan banjir.

Ridwan Kamil mengklaim, persoalan banjir tidak hanya disebabkan oleh air melimpah saat musim hujan, namun juga disebabkan faktor lain seperti global warming (pemanasan global).

"Kita belum bisa bilang 100 persen bebas banjir karena itu menurut saya takabur. Fenomena air ini tidak melulu apa yang kita lihat sehari-hari, tapi ada yang mempengaruhi seperti global warming," pungkasnya.