Sampah DAS Citarum Sebanyak 500 kg Sehari

Sampah DAS Citarum Sebanyak 500 kg Sehari Petugas gabungan membersihkan tumpukan sampah yang menyumbat aliran air Sungai Cikeas, di kawasan Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (15/10/2019). (Foto&keterangan: Antara).

BANDUNG - Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung, mencatat rata-rata ada sekitar 500 kilogram sampah per hari yang berada di setiap 37 jaring sampah. Ini tersebar di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum.

Dengan jumlah sampah tersebut, ada kurang lebih 18,5 ton sampah per hari, yang dibuang ke 33 anak Sungai Citarum di wilayah Kota Bandung.

Kepala Seksi Peningkatan Kapasitas dan Edukasi DLHK Kota Bandung, Syahriani, menyebut sampah tersebut terdiri dari berbagai jenis sampah. Bahkan juga sampah perabotan rumah tangga.

"Itu banyaknya (sampah) kalau sungainya dekat dengan pasar, setiap hari ada sekitar 400 sampai 500 kilogram sampah yang ada di jaring yang kami pasang," kata Syahriani di Balaikota Bandung, Selasa (5/11).

Setiap hari, sampah yang tersangkut di jaring itu diangkut oleh petugas DLHK dan petugas Citarum Harum. Namun, ketika air sungai cukup deras, ia mengatakan jaring tersebut dilepas, sebab dikhawatirkan mengakibatkan air terhambat.

"Jadi itu (jaring) dipasang kalau aliran airnya tenang, karena kalau air sungainya deras malah membuat jaring jadi jebol, yang bahayanya kalau malah menyebabkan air meluap keluar sungai," kata Syahriani.

Selain itu, menurutnya, pembangunan yang cukup masif di kawasan utara turut berkontribusi menyebabkan derasnya aliran sungai ke hilir sungai. Sebagai dampaknya, debit air yang besar tak mampu ditampung oleh sungai dan meluap hingga ke jalan, juga pemukiman warga di Kota Bandung.

“Selain sampah itu sedimentasi, dan di hulu pohon sudah berkurang sudah banyak yang erosi. Bangunan di hulu dan di samping sungai juga semakin banyak,” imbuhnya.

Dengan demikian, ia mengaku pihaknya selalu melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat, agar tidak membuang sampah ke sungai.

Pasalnya, sampah adalah salah satu faktor penyebab banjir yang kerap merendam beberapa titik di wilayah Bandung.

“Salah satu tantangan kita masyarakat di dekat aliran sungai itu banyak yang ngontrak. Jadi hari ini di edukasi orangnya besoknya sudah beda lagi. Kami dari pintu ke pintu edukasi melaksanakan ke masyarakat,” jelasnya. (Ant).