Tol Dalam Kota Bandung, Sekda Jabar: Masuki Tahap Tata Ruang

Tol Dalam Kota Bandung, Sekda Jabar: Masuki Tahap Tata Ruang Pembangunan bandung intra urban tol road (BIUTR). (Foto: Ist)

BANDUNG - Pembangunan tol dalam kota yang menghubungkan Pasirkoja dengan Surapati, Bandung memasuki tahap revisi rencana Tata Ruang Tata Wilayah Provinsi Jawa Barat (Jabar).

Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar Iwa Karniwa mengatakan, pembangunan tol dalam kota tersebut bertujuan untuk mengantisipasi pertumbuhan jumlah kendaraan di Jabar yang mencapai 12 persen per tahun.

"Sedang dibahas juga oleh DPRD Jabar. Jika itu selesai maka selanjutnya tinggal menunggu evaluasi dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat," kata Iwa Karniwa, di Bandung, Senin (7/1).

Dia menambahkan, selanjutnya akan dilakukan sinergitas dengan berbagai pihak. Seperti sinergitas perencanaan dan sinkronisasi peraturan hingga implementasi dan pengendalian.

"Kami mungkin dipersiapkan saja karena ini tiga pihak, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Pemprov Jabar, dan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung sebagai penerima manfaat," ucapnya.

"Tol ini investasi swasta, hanya mungkin nanti dipikirkan dari BUMD kami (Jabar) apakah bisa ikut. Mungkin tidak melakukan pembebasan lahan tapi menggunakan lahan di median jalan. Baik itu di median jalan milik kota, povinsi, atau pusat," ungkapnya.

Nantinya, kata dia, pembangunan tol dalam kota akan diintegrasikan dengan pembangunan Bandung Intra Urban Toll Road (BIUTR). Menurutnya, pembangunan BIUTR dalam tahap merancang nota kesepahaman antara Kementerian PUPR, Pemprov Jabar, dan Pemkot Bandung mengenai pembagianbeban pendanaan untuk pembebasan lahan BIUTR.

"Sehingga JICA atau Japan Inernational Cooperation Agency baru bisa approve (pembangunan BIUTR) kalau MoU sudah selesai," ujarnya.

Sementara, Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan tol dalam kota bagian dari masterplan kelancaran lalu lintas metropolitan. Gubernur Emil mengatakan, kelancaran lalu lintas dapat dicapai dengan memperbanyak jalur baru juga memperbanyak transportasi publik.

"Mengapa tidak LRT namun bangun tol dulu. Dua-duanya dikerjakan dan dibutuhkan. Jadi jangan pakai logika kenapa enggak itu atau ini dulu," kata Emil. (Ant)