University of Nottingham Digandeng Kembangkan Kendaraan Listrik di Jabar

University of Nottingham Digandeng Kembangkan Kendaraan Listrik di Jabar Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil (Foto: Laman jabarprov.go.id)

Tangerang, Jurnal Jabar – Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) dengan University of Nottingham menjalin kerja sama penurunan emisi di bidang transportasi lewat konversi ke kendaraan listrik dengan penggunaan energi baru terbarukan (EBT). Gubernur, Ridwan Kamil, mengatakan upaya ini dilakukan sebagai mitigasi bahaya gas efek rumah kaca.

"Kami sangat menyambut sumber daya dan pengetahuan dari University of Nottingham untuk membantu Jawa Barat. Bagaimana kita bisa berkolaborasi dan membawa model masyarakat yang fokus pada green economy (ekonomi ramah lingkungan)," kata Ridwa Kamil dalam acara penandatanganan Letter of Intent (LoI) di Tangerang, Rabu (15/9/2021), dilansir dari laman jabarprov.go.id.

Ridwan Kamil menjelaskan, saat ini Jabar sudah memiliki Peraturan Daerah (Perda) No. 2 Tahun 2019 tentang Rencana Umum Energi Daerah yang menargetkan penggunaan kendaraan listrik 500.000 unit dan bauran EBT 20,1 persen pada 2025.

Masih kata Ridwan Kamil, kerja sama mencakup pengembangan model usaha stasiun pengisian kendaraan listrik, implementasi kendaraan listrik dan pemanfaatan energi terbarukan. Kemudian, peningkatan kapasitas aparatur negara sebagai bagian upaya Pemprov Jabar menurunkan emisi gas rumah kaca.

Mantan Wali Kota Bandung ini berharap, kerja sama dengan University of Nottingham dapat  membantu pengembangan green economy di Jabar. Ia menegaskan, Pemprov berkomitmen membuat kebijakan yang bisa mempermudah penelitian di bidang lingkungan hidup.

"Jadi kami berharap setelah penandatanganan ini kami ingin melihat kemajuan penelitian," pungkas Ridwan Kamil.

Sementara itu, Asisten Professor Universitas Nottingham, Dr. Bagus Muljadi, mengatakan kolaborasi antara Universitas Nottingham dan Pemprov Jabar merupakan bentuk nyata diaspora akademik Indonesia di perguruan tinggi Inggris Raya dalam memfasilitasi transfer teknologi.

"Dalam upaya pemenuhan Net-Zero emission target (nol emisi karbon), Indonesia dengan sumber tenaga panas bumi, mineral untuk baterai, dan lahan gambut yang melimpah memiliki peran dominan di dunia," ujarnya.