Daur Ulang Plastik Hasilkan 5 Manfaat

Daur Ulang Plastik Hasilkan 5 Manfaat Sekretaris Jenderal IPR Wilson Pandhika (kiri) bersama Public Affairs and Communications Director Coca-Cola Indonesia Triyono Prijosoesilo (tengah) dan Direktur Sustainable Waste Indonesia (SWI) Dini Trisyanti (kanan) memperlihatkan botol daur ulang. (Foto: Antara).

JAKARTA - Indonesian Plastics Recyclers (IPR) atau perkumpulan pelaku daur ulang plastik Indonesia, mengatakan terdapat lima manfaat apabila masyarakat bisa mendaur ulang sampah dari hasil konsumsi sehari-hari.

"Pertama, pengurangan timbunan sampah yang efektif," kata Sekretaris Jenderal IPR Wilson Pandhika di Jakarta, Selasa (3/9).

Pengurangan dari penimbunan sampah akan mengalihkan material sampah plastik ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), maupun ke industri yang bisa mendaur ulang menjadi bahan baku.

Kedua, sampah-sampah yang dihasilkan oleh masyarakat tersebut memiliki nilai ekonomis lebih. Terutama apabila mampu diolah dengan baik menjadi bahan baku tertentu. Manfaat kedua yaitu material recovery atau pemulihan.

Ketiga, masyarakat bisa melakukan embedded energy recovery atau pemulihan energi tertanam. Sebagai contoh, botol plastik yang diproduksi mulai dari proses ekstraksi, pengolahan hingga menjadi botol. Hal itu sudah terdapat energi yang digunakan.

"Bagaimana pemulihan energi tersebut yaitu dengan mendaur ulang botol tadi," kata Wilson.

Jadi, setelah botol-botol minuman dari bahan plastik selesai dipakai, nanti bisa digunakan sebagai bahan energi baru melalui proses daur ulang.

Poin keempat yaitu menghemat energi dari produk yang dihasilkan, dari bahan baku daur ulang apabila menggunakan 15 hingga 25 persen bahan plastik.

"Yang terakhir, tentu saja ini menyerap tenaga kerja," ujar Wilson.

Sementara itu, Direktur Sustainable Waste Indonesia (SWI) Dini Trisyanti mengatakan, pemerintah semakin
giat memaksimalkan penerapan 3R (Reduce, Recycle, Reuse) demi perbaikan pengelolaan sampah yang lebih baik di Indonesia.

Menurut Dini, secara hirarki proses mengurangi (reduce) adalah prioritas pertama sebelum mengguna ulang (reuse) dan mendaur ulang (recycle) dilakukan. N

Tetapi, penerapan hal mendasar tersebut di luar konteks kesadaran individu, apalagi dalam bentuk kebijakan publik.

Isu sampah plastik semakin berkembang dan merupakan persoalan yang membutuhkan sebuah solusi, untuk mengatasi permasalahan secara bersama.

Coca-cola Indonesia melalui gerakan Plastic Reborn, mengajak masyarakat untuk berani mengubah dengan mengenal isu sampah di kehidupan sehari-hari.

Tujuannya, untuk membangun perilaku sadar mengelola sampah plastik yang dimulai dari diri masing-masing. (Ant).