Film 'The Lion King' Hadirkan Teknologi 'Live Action'

Film 'The Lion King' Hadirkan Teknologi 'Live Action' Salah satu adegan dalam film The Lion King tahun 2019. (Foto: Istimewa).

JAKARTA - Film live-action "The Lion King" tayang perdana mulai Rabu (17/7). Film yang disutradarai oleh Jon Favreau itu mengangkat kembali salah satu cerita paling ikonik, dengan menggunakan teknologi terbaru.
 
Salah satunya adalah menggabungkan teknik live-action dengan rekayasa pencitraan komputer (Computer-generated imagery/CGI) fotorealistik.

Ceritanya, berkisah tentang Simba yang mengagumi sosok ayahnya, Mufasa, dan siap memenuhi takdirnya sebagai pewaris kerajaan.

Namun tidak semua orang menyambutnya dengan baik, Scar yang merupakan adik Mufasa sangat membencinya dan memiliki rencana jahat untuk Simba.

Pertarungan di Pride Rock yang dipenuhi dengan pengkhianatan dan tragedi akhirnya membuat Simba diasingkan. Namun dengan bantuan teman barunya, Simba berusaha menjadi sosok yang lebih dewasa, dan siap merebut kembali apa yang seharusnya menjadi miliknya.

Secara garis besar dan inti cerita, sebenarnya tidak ada yang berubah dengan kisah klasik yang pernah ditawarkan pada tahun 1994.

Favreau hanya mengembangkannya dalam segi dimensi dan emosi, sehingga terlihat lebih nyata dibandingkan dengan kartun 2D yang pernah rilis sebelumnya.

Soal jalan cerita juga tidak jauh berbeda dengan aslinya. Untuk sebagian penonton yang sudah menyaksikan "The Lion King" tahun 1994, mungkin hanya akan melihat seperti pengulangan dengan nuansa yang baru.

Tapi berbeda bagi penonton baru, menonton "The Lion King" seperti mendapat sebuah pengalaman baru, seru, mendebarkan dan penuh emosi. Belum lagi melihat Simba kecil yang kecil yang lucu dan menggemaskan. (Ant).