Gejala DBD dan Covid-19 Mirip, Kenali Perbedaannya

Gejala DBD dan Covid-19 Mirip, Kenali Perbedaannya Foto: Freepik.com

Di tengah meningkatnya kasus Covid-19, kita juga dihadapkan pada penyakit lain yang memiliki resiko tinggi Indonesia. Penyakit khas yang jadi langganan saat meningkatnya curah hujan ini bernama Demam Berdarah Dengue (DBD).

Yang perlu diwaspadai bersama adalah, gejala DBD ini mirip dengan gejala Covid-19. RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten menjelaskan perbedaan gejala DBD dan Covid-19 dalam unggahan di laman rsupsoeradji.id.

Mengutip dari rsupsoeradji.id, ada beberapa ciri utama seseorang terinfeksi Covid-19, yakni demam dengan suhu tubuh di atas 38 derajat celcius. Demam pada Covid-19 biasanya akan disertai gejala respiratorik atau saluran pernapasan seperti sesak napas, batuk, susah menelan, anosmia (tidak bisa mencium), dan saturasi oksigen menurun.

Demam pada penderita Covid-19 biasanya bertahan 5 sampai 7 hari. Adapun demam pada anak yang terinfeksi Covid-19 tidak membuat muka memerah.

Sementara itu, demam juga salah satu tanda jika seseorang terkena DBD. Tetapi bedanya, demam pada penderita DBD biasanya disertai sakit kepala yang khas, yakni di bagian depan atau belakang kepala serta di belakang bola mata.

Pola demam yang mendadak dan langsung tinggi juga menjadi ciri khas gejala DBD. Demam biasanya bertahan 2 sampai 7 hari, dengan masa kritis pada hari ke-3 sampai ke-6. Pada fase kritis biasanya demam pada penderita DBD akan turun drastis.

Demam gejala DBD biasanya sulit diturunkan dengan obat. Sementara, tanda khusus yang dapat dilihat pada anak yang terkena DBD ada pada wajahnya yang memerah. Bintik-bintik merah juga akan muncul di bagian tubuh penderita DBD.

Untuk menghindari terpapar kedua penyakit di atas, sebaiknya melakukan tindakan pencegahan atau preventif. Jangan lupa membersihkan sarang nyamuk dan menutup tempat penyimpanan air untuk mencegah penularan DBD. Sementara itu, tetap di rumah terapkan 5M (Memakai masker, Mencuci tangan dengan sabun, Menjaga jarak, Menjauhi kerumunan, dan Mengurangi mobilitas) untuk mencegah Covid-19.