Pemkot Depok larang film karya Garin Nugroho tayang di Depok

Pemkot Depok larang film karya Garin Nugroho tayang di Depok Image: pixabay.com

Depok - Pemerintah Kota Depok Jawa Barat mengeluarkan surat keberatan kepada Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk melarang penayangan film berjudul "Kucumbu Tubuh Indahku" karya sutradara Garin Nugroho di bioskop di wilayah setempat.

"Film tersebut diduga memiliki konten negatif yang dapat mempengaruhi generasi muda," kata Wali Kota Depok, Mohammad Idris di Depok, Kamis.

Surat bernomor 460/185-Huk/DPAPMK tertanggal 24 April 2019 menyebutkan surat keberatan tersebut dikeluarkan dalam rangka menjaga dan memelihara masyarakat dari dampak yang ditimbulkan oleh perilaku yang dianggap penyimpangan seksual di Kota Depok.

Di samping itu, juga untuk penguatan ketahanan keluarga terhadap perilaku penyimpangan seksual beserta dampaknya.

Untuk itu Pemerintah Kota Depok mengajukan keberatan terhadap penayangan film "Kucumbu Tubuh Indahku", khususnya di wilayah Pemerintah  Kota Depok, dan meminta pihak terkait dapat menghentikan penayangan film tersebut.

Ada tiga alasan utama Pemerintah Kota Depok melarang tayangan film tersebut.

Pertama berdampak pada keresahan di masyarakat karena adegan penyimpangan seksual yang ditayangkan di film tersebut dapat memengaruhi cara pandang atau perilaku masyarakat, terutama generasi muda untuk mengikuti bahkan membenarkan perilaku penyimpang seksual.

Kedua bertentangan dengan nilai-nilai agama.

Ketiga dapat menggiring opini masyarakat terutama generasi muda sehingga menganggap perilaku penyimpangan seksual merupakan perbuatan yang biasa dan dapat diterima, demikian Mohammad Idris.

Sedangkan Garin Nugroho sang sutradara menyesalkan atas pelarangan dan viralnya petisi untuk tidak menonton film terbarunya tersebut. "Penghakiman massal lewat media sosial berkali terjadi pada karya seni dan pikiran atas keadilan. Gejala ini menunjukkan media sosial telah menjadi medium penghakiman massal tanpa proses keadilan, melahirkan anarkisme massal. Bagi saya, anarkisme masa tanpa proses dialog ini akan mematikan daya pikir terbuka serta kualitas warga bangsa," ungkap Garin dalam unggahannya di akun instagramnya terkait filmnya tersebut.  Garin berharap ada dialog sebelum adanya penilaian sepihak.  (ANT).