Solusi Pekerja Inaktif, Dokter Listya Ciptakan Kinesia

Solusi Pekerja Inaktif, Dokter Listya Ciptakan Kinesia Dr. dr. Listya Tresnanti Mirtha, Sp.KO saat mempraktikkan pemakaian Kinesia di hadapan Menteri Kesehatan RI Nila F Moeloek, Senin (1/7/2019). (Foto: Antara).


DEPOK - Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Dr. dr. Listya Tresnanti Mirtha, Sp.KO merancang sebuah alat olahraga, untuk latihan fisik pekerja dengan posisi duduk, tanpa harus meninggalkan meja kerja pada jam kerja.

"Model alat latihan kardiorespirasi berbasis pijak kaki ini bernama Kinesia," kata Listya di kampus UI, Jumat (5/7).

Ia menambahkan, bawah aktivitas fisik merupakan salah satu faktor terpenting yang menentukan tingkat kebugaran kardiorespirasi. Ia menjelaskan bahwa tingkat daya tahan kardiorespirasi yang rendah, telah diketahui sebagai faktor risiko penyakit jantung koroner, dan kematian akibat penyakit kardiovaskular.

Listya mengharapkan, Kinesia dapat menjawab tantangan tersebut, dan menjadi solusi pada pemodelan latihan fisik berbasis tempat kerja.

Hal ini dapat mendukung tubuh untuk senantiasa aktif, dan mempertahankan kebugaran jasmani di tempat kerja. Sehingga dapat mencapai titik produktivitas yang diharapkan.

Dengan menggunakan protokol latihan khusus dan formula baru yang telah ditemukan, kata Listya, alat ini dapat menjadi alternatif modalitas untuk memprediksi nilai daya tahan kardorespirasi (VO2maks), atau tingkat kebugaran jasmani seseorang. 

Dengan begitu, alat ini menjadi sarana penunjang kesehatan, di tengah kesibukan bekerja meskipun selalu duduk di depan komputer.

Berawal Dari Mengamati Perilaku Inaktif Pekerja

Ia mengemukakan, Kinesia dibuat ergonomis dan mudah digunakan oleh para pekerja, tanpa terganggu dalam menjalankan pekerjaan. Sebagai alat latihan fisik, Kinesia dapat melatih tubuh para pekerja saat pada posisi duduk, khususnya ekstremitas bawah untuk tetap aktif.

Listya mengatakan, telah menguji coba Kinesia pada kelompok pekerja selama 12 pekan, melalui program latihan fisik berbasis tempat kerja.

Hasilnya dapat meningkatkan nilai prediksi VO2maks, sebagai prediktor kebugaran jasmani pekerja, dengan angka kepatuhan minimal 39,7 persen.

Latar belakang penelitian itu, imbuh Listya, didasarkan atas kepedulian peneliti pada pekerja yang terjebak berperilaku inaktif, selama menjalankan kewajibannya. Sebagian besar waktu pekerja akan dihabiskan di tempat kerja, dengan aktivitas monoton berupa duduk. 

Para pekerja tersebut terkendala waktu untuk melakukan aktivitas, maupun latihan fisik dalam kesehariannya.

Kinesia merupakan bagian dari penelitian disertasi oleh dokter yang kerap dipanggil dr.Tata ini.

Ia telah berhasil memaparkan disertasinya yang berjudul "Model Alat Latihan Kardiorespirasi Berbasis Pijak Kaki Kinesia®: Efektivitas terhadap Peningkatan Kebugaran Jasmani Pekerja Duduk”, pada Senin (1/7), di IMERI FKUI Kampus Salemba, Jakarta.

Berkat penelitian tersebut, Listya Tresnanti Mirtha telah berhasil meraih gelar doktor dalam Ilmu Kedokteran. (Ant).