DPR Desak Pemerintah Segera Gunakan Vaksin Dalam Negeri

DPR Desak Pemerintah Segera Gunakan Vaksin Dalam Negeri Anggota Komisi IX DPR RI, Saleh Partaonan Daulay (Foto: dpr.go.id)

Jakarta, Jurnal Jabar – Anggota Komisi IX DPR RI, Saleh Partaonan Daulay, mendesak Pemerintah Pusat segera menggunakan vaksin Covid-19 produksi dalam negeri. Saleh mengatakan, Indonesia harus menjadi  negara yang berdaulat dalam pemenuhan kebutuhan vaksin.

"Saya dengar, telah ada vaksin produksi dalam negeri yang telah mendapatkan EUA (Emergency Use Authorization) dari BPOM. Nah, ini kan, peluang besar untuk memenuhi kebutuhan vaksin secara nasional," kata Saleh dalam keterangannya, Selasa (23/11), dilansir dari laman alinea.id.

Ia menilai, jika benar sudah ada vaksin buatan dalam negeri yang sudah mengantongi EUA, maka vaksin tersebut berarti sudah melewati seluruh tahapan riset yang ketat. Menurut Saleh, penggunaan vaksin dalam negeri banyak manfaatnya ketimbang membeli vaksin impor yang menghabiskan anggaran negara.

"Nah, kalau kita memakai produk lokal, maka anggaran yang cukup besar itu tidak lari ke luar negeri. Selain pajak, anggaran tersebut diyakini juga bisa dimanfaatkan untuk membangkitkan roda perekonomian kita," ujarnya.

Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini memprediksi kebutuhan vaksin dalam negeri akan sangat besar menyusul adanya rencana pemerintah untuk memberikan booster ketiga pada awal 2022.  Saleh merujuk pada pernyataan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bahwa masih dibutuhkan ratusan juta dosis vaksin jika semua target ingin dicapai.

"Kemarin dijelaskan bahwa efektivitas vaksin hanya enam bulan. Setelah itu, dibutuhkan suntikan dosis baru lagi. Kalau ini terus berlanjut, tentu akan sangat berat jika kita terus berharap dari negara lain," tuturnya.

Lebih lanjut, Saleh mengklaim masyarakat bakal lebih antusias dan lebih percaya terhadap vaksin Covid-19 dalam negeri. Apalagi Presiden Joko Widodo selalu mendukung dan berpihak pemakaian produk dalam negeri.

"Karena itu, semua jajaran pemerintahan harus mendukung keberpihakan tersebut. Kalau selama ini kita masih memakai vaksin luar, itu karena kedaruratan saja. Kalau sudah bisa produksi sendiri, tentu lebih baik memakai produk sendiri," pungkasnya.