Dukung Pelestarian Satwa, PT Agincourt Melepasliarkan Dua Harimau Sumatera

Dukung Pelestarian Satwa, PT Agincourt Melepasliarkan Dua Harimau Sumatera Proses pelepasliaran Harimau Sumatera bernama Surya Manggala dan Citra Kartini di Bandara Depati Parbo, Sungai Penuh, Provinsi Jambi. (Foto: Dokumen PTAR)

Jambi, Jurnal Jabar - Pengelola tambang emas Martabe di Kabupaten Tapanuli Selatan, PT Agincourt Resources (PTAR) kembali mendukung upaya pelestarian satwa dengan melepasliarkan dua Harimau Sumatera bernama Surya Manggala dan Citra Kartini ke Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) pada 7-8 Juni 2022.

Presiden Direktur PTAR, Muliady Sutio, menyatakan pelepasliaran Harimau Sumatera ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk melanjutkan program pengelolaan lingkungan yang fundamental, terstruktur, dan kolaboratif dengan seluruh pemangku kepentingan.

“Kami terus berupaya memberikan manfaat bagi seluruh pemangku kepentingan, termasuk dalam hal konservasi lingkungan dan keanekaragaman hayati, pemberdayaan masyarakat, serta kesehatan dan keselamatan lingkungan. Konservasi Harimau Sumatera ini salah satunya,” kata Muliady dalam rilis yang diterima jurnaljabar.id, Senin (13/6).

Keduanya adalah anakan Harimau Sumatera dari indukan yang dirawat akibat konflik dengan manusia di alam liar sebelumnya. Pelepasan Surya Manggala dan Citra Kartini ke habitat alami adalah hasil kerja sama Yayasan Persamuhan Bodhicitta Mandala Medan (YPBMM) pengelola Sanctuary Harimau Sumatera Barumun, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara, dan PTAR. Hal ini menjadi bukti nyata keberhasilan manajemen konflik satwa berkelas dunia.

Proses pelepasliaran harimau itu difasilitasi PTAR dengan menyediakan helikopter dan pilot yang kompeten untuk membawa anakan harimau dari Bandara Depati Parbo, Sungai Penuh, Jambi, menuju Zona Inti TNKS di Kabupaten Kerinci, Jambi. Translokasi keduanya ke TNKS menggunakan helikopter dengan metode longline yaitu kandang digantung sepanjang 60 meter di badan helikopter.    

Wakil Presiden Direktur PTAR, Ruli Tanio, menambahkan, komitmen PTAR dalam konservasi harimau tidak hanya terjadi kali ini, melainkan pernah dilakukan sebelumnya, yakni pada November 2020. Saat itu, PTAR memfasilitasi pelepasliaran Harimau Sumatera Bernama Sri Nabila di Taman Nasional Gunung Leuser, Aceh.

Selain itu, PTAR juga mendukung Sanctuary Harimau Sumatera Barumun dalam bentuk donasi kendaraan pengangkut satwa dan dukungan operasional terutama yang dimanfaatkan dalam pemenuhan nutrisi satwa.

“Kami terus berkoordinasi dan berkolaborasi dengan pemerintah daerah, pihak berwenang, lembaga swadaya masyarakat, dan pemangku kepentingan lain di Sumatera Utara dan Tapanuli Selatan, khususnya di Batangtoru, untuk mengidentifikasi program konservasi terbaik. Dengan demikian, PTAR dapat secara maksimal membantu melestarikan hutan hujan tropis,” katanya.

Ruli menyampaikan, pada Juni 2022, PTAR pernah memperoleh penghargaan Terbaik (Significant Achievement) di ajang Indonesia Sustainable Business Award 2022 yang digagas Global Initiatives dan PwC Singapura dan Indonesia untuk kategori Land Use & Biodiversity. Penghargaan ini diberikan atas komitmen PTAR dalam rehabilitasi dan pemulihan ekosistem hutan secara berkelanjutan.

Lebih lanjut, PTAR meraih penghargaan dari Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (DJKSDAE) Kementerian LHK pada akhir 2021 atas partisipasi PTAR dalam merawat dan melepasliarkan harimau Sumatera Sri Nabila ke Taman Nasional Gunung Leuser, Aceh.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala BBKSDA Sumatera Utara, Irzal Azhar, mengapresiasi seluruh pihak yang telah mendukung keberlangsungan hidup Surya Manggala dan Citra Kartini, khususnya PTAR. Ia berharap dua harimau tersebut mampu bertahan hidup di habitat alaminya setelah dilepasliarkan.

"Selama Surya Manggala dan Citra Kartini berada di dalam Sanctuary Harimau Sumatera Barumun, BBKSDA Sumut mendapat dukungan dari Yayasan Persamuhan Bodhicitta Mandala Medan (YPBMM), TFCA Sumatera, PT Agincourt Resources, dan pengamatan medis oleh dokter hewan," pungkasnya.

Sebagai informasi, Surya Manggala dan Citra Kartini diterbangkan dari Bandara Depati Parbo, Sungai Penuh, Jambi, menuju Zona Inti TNKS di Kabupaten Kerinci, Jambi. Translokasi keduanya ke TNKS menggunakan helikopter dengan metode longline – kandang digantung sepanjang 60 meter di badan helikopter.    

Sekitar 3,5 tahun lamanya Surya Manggala dan Citra Kartini dirawat secara alami bersama induknya di Sanctuary Harimau Sumatera Barumun. Mereka adalah hasil breeding dari induk korban konflik satwa liar bernama penanda Gadis dan Monang.  

Surya Manggala dan Citra Kartini dinyatakan sehat dan siap lepasliar ke habitat alaminya setelah menjalani serangkaian tahapan persiapan, mulai pengamatan perilaku harian, analisis perilaku, hingga pemeriksaan kesehatan.

TNKS dipilih sebagai lokasi pelepasliaran Surya Manggala dan Citra Kartini karena memiliki pakan cukup bagi harimau Sumatera dan dinilai sebagai habitat yang ideal. Lokasi zona inti kawasan TNKS pun jauh dari pemukiman masyarakat.

Taman nasional terbesar di Pulau Sumatera itu memiliki rangkaian tidak terputus tipe ekosistem hutan dataran rendah, pegunungan, hutan pinus tropis alami, hutan rawa gambut, rawa air tawar, dan juga danau. Di TNKS terdapat lebih dari 371 jenis burung, lebih dari 85 jenis mamalia, 7 jenis primata, 6 jenis amfibi, dan 10 jenis reptilia. Dua spesies kunci yang menjadi fokus pengelolaan adalah Harimau Sumatera dan Gajah Sumatera.