Hardiknas membangun SDM unggul Indonesia

Hardiknas membangun SDM unggul Indonesia Upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Kamis (02/05/2019). (Foto: Antara Foto).

Depok - Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang diperingati setiap 2 Mei juga menjadi agenda utama Universitas Indonesia di Depok, Jawa Barat.

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan perguruan tinggi perlu terus mengembangkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang kompetitif, inovatif dan berkarakter agar dapat bersaing di tingkat dunia.

"Pembangunan pendidikan berkualitas merupakan salah satu target pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) untuk mendorong kesejahteraan semua kalangan," ujar Menristekdikti saat peringatan Hardiknas di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Kamis.

Langkah yang perlu dilakukan yakni dengan membangun SDM berkualitas serta penduduk berusia muda dan dewasa memiliki pengetahuan dan kemampuan yang relevan, baik itu kemampuan vokasi maupun teknis.

Menteri Nasir menjelaskan pendidikan merupakan kunci kemajuan sebuah bangsa dalam rangka menghasilkan SDM yang kompetitif, inovatif dan berkarakter. Oleh sebab itu pendidikan harus berkualitas dan mudah diakses masyarakat dari semua latar belakang.

Saat ini, angka partisipasi kasar (APK) pendidikan tinggi Indonesia sebanyak 34,58 persen. Dengan demikian masih ada sekitar 65,5 persen penduduk usia kuliah belum bisa menikmati pendidikan tinggi.

"Melalui peringatan Hardiknas ini menjadi momentum peningkatan jumlah masyarakat yang mendapatkan layanan pendidikan tinggi," harap Menristekdikti Mohamad Nasir.

Mohamad Nasir menjelaskan pembelajaran daring dan cyber university merupakan terobosan penting yang harus diterapkan perguruan tinggi. Tujuannya untuk meningkatkan akses masyarakat ke pendidikan tinggi dengan tetap menjaga kualitas.

"Maka jelas memajukan pendidikan tinggi sama dengan kita berperan dalam implementasi SDGs untuk revolusi perangkat lunak yang telah mentransformasikan kegiatan ekonomi, dengan sebagian pekerjaan yang ada akan digantikan oleh otomatisasi. Pergeseran ini niscaya menuntut sistem pendidikan untuk turut berevolusi menyesuaikan diri," terang Mohamad Nasir. (ANT).