Hari Jadi ke-74, Visi Pemprov Jabar Jadi 'Juara Lahir Batin'

Hari Jadi ke-74, Visi Pemprov Jabar Jadi 'Juara Lahir Batin' Gubernur Jawa Barat Mochamad Ridwan Kamil sebagai inspektur upacara di HUT RI k3-74 di Lapangan Gasibu, Kota Bandung, Sabtu (17/8/2019). (Foto: Instagram - @ridwankamil).

BANDUNG - Gubernur Jawa Barat Mochamad Ridwan Kamil atau Emil untuk pertama kalinya memimpin Upacara Peringatan Hari Jadi Ke-74 Tahun, Provinsi Jawa Barat di Lapangan Gasibu Kota Bandung, Senin (19/8).

Dalam upacara HUT ke-74 Provinsi Jabar, juga dihadiri oleh mantan Gubernur Jabar Solihin GP, Danny Setiawan, hingga mantan Pj Gubernur Jabar M Iriawan.

Selain itu, para mantan gubernur tersebut diberikan kesempatan untuk memberikan sambutan "Petuah Sesepuh".

Dalam sambutannya, Gubernur Emil berharap peringatan hari bersejarah ini dapat mengingatkan seluruh masyarakat Jabar untuk kembali kepada apa yang telah, sedang dan akan disumbangkan bagi provinsi ini. Terutama dalam mewujudkan kehidupan Jawa Barat Juara yang lebih maju dan berkeadilan.

"Hari ini 74 tahun silam, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau PPKI bersidang dan berhasil membentuk delapan provinsi yang dikepalai oleh seorang gubernur dan masing-masing provinsi terdiri atas keresidenan-keresidenan yang dikepalai oleh residen," kata Emil.

Kedelapan provinsi itu adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera, Borneo, Sulawesi, Maluku, dan Sunda Kecil.

Mr. R. Sutarjokartohadikusumo tercatat sebagai Gubernur Jawa Barat pertama paska Indonesia merdeka.

Gubernur Emil mengatakan Jawa Barat hari ini telah tumbuh pesat menjelma menjadi pusat industri, pusat pendidikan, pusat ekonomi kreatif, pusat inovasi dan pusat pariwisata. Sehingga Jawa Barat dianugerahi Provinsi Paling Mempesona (2018) dan Destinasi Wisata Halal Unggulan (2019).

Ia mengatakan, Jawa Barat hari ini merupakan provinsi terbesar penduduknya dengan 48,7 juta jiwa dan diprediksi pada tahun 2021 akan mencapai 50 juta jiwa.

"Tantangan terbesar kami sebagai penyelenggara negara adalah memberikan pelayanan optimal terhadap warga Jawa Barat yang jumlahnya 1.5 kali penduduk Malaysia," imbuh Emil.

Selain itu, kata Emil, saat ini masyarakat berada dalam dunia baru dunia yang jauh berbeda dibanding era sebelumnya.

Globalisasi terus mengalami pendalaman yang semakin dipermudah oleh revolusi industri 4.0, sehingga persaingan semakin tajam dan perang dagang semakin memanas.

Dia menuturkan, dunia tidak semata sedang berubah tetapi sedang terdisrupsi dan di era disrupsi ini jenis pekerjaan bisa berubah setiap saat. Banyak jenis pekerjaan lama yang hilang, tetapi juga makin banyak jenis pekerjaan baru yang bermunculan.

"Ada profesi yang akan hilang,tetapi juga ada profesi baru yang akan bermunculan. Jawa Barat dengan identitas kesukuan sunda, Melayu Betawi dan Cirebon memiliki beragam potensi untuk mendorong keadilan dan pembangunan ekonomi," paparnya.

Emil melanjutkan, Jawa Barat dianugerahkan desa-desa dengan potensi alam luar biasa, serta kota-kota yang memiliki potensi sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi.

Dia mengatakan, pembangunan Jawa Barat membutuhkan pendekatan keseimbangan antara keadilan dan pertumbuhan ekonomi. Pemahaman yang komprehensif antara desa dan kota, serta visi yang kuat tentang bagaimana melahirkan manusia Jawa Barat yang beriman, bahagia, dan berkualitas.

Lebih lanjut ia mengatakan, visi mewujudkan Jawa Barat Juara Lahir dan Batin dengan inovasi dan kolaborasi pada tahun 2023 tidak akan terjadi tanpa kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas semua pihak.

"Oleh karena itu berpegang pada model kerjasama pentahelix, kami sangat terbuka untuk upaya-upaya kolaboratif yang melibatkan akademisi, pebisnis, komunitas, pemerintah pusat/kabupaten/kota dan media dalam pembangunan Jawa Barat," jelas Emil. (Ant).