Jaga Privasi, Data Murid Tak Ditampilkan di Situs PPDB

Jaga Privasi, Data Murid Tak Ditampilkan di Situs PPDB Pejabat Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat, Edy Purwanto. (Foto: Antara).

BANDUNG - Pejabat Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat, Edy Purwanto mengatakan, pihaknya tidak mencantumkan data detail seperti alamat dan nomor kartu keluarga (KK) peserta didik, yang diterima sebuah sekolah dalam situs Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Tujuannya karena pertimbangan privasi.

"Ini juga jadi bahan pertimbangan kami berikutnya, karena menjadi problem besar jika alamat lengkap disampaikan," kata Edy di kantor Disdik Jawa Barat, Jalan Dokter Rajiman, Kota Bandung, Selasa (2/7).

Selain itu, kata Edy, daftar diterimanya calon peserta didik dalam website tersebut bukan menjadi sebuah patokan. Dia menyampaikan bahwa keputusan tersebut ada di pihak sekolah terkait.

Tetapi, Edy mengatakan jika masyarakat ingin mengetahui data rinci dari peserta didik yang diterima, bisa langsung mengunjungi ke sekolah. Karena menurutnya, masih ada orang tua yang anaknya tidak lolos, tapi ingin mengetahui data rinci dari peserta didik yang lolos.

"Jadi kami hanya menyampaikan data nama-nama anak yang diterima sampai sekian ratus itu. Tidak ada yang ditutupi karena anak-anak kan mendaftarnya di sekolah, jadi informasi detailnya itu ada di sekolah," jelas Edy.

Menurutnya, transparansi data terkait calon peserta didik yang ditampilkan di website itu sudah dilakukan pihaknya saat proses pendaftaran sejak tanggal 17 sampai 29 Juni 2019.

"Tentu transparansi itu sudah kami perlihatkan pada dua minggu PPDB itu, buktinya yang mempunyai alamat ganda bisa terkontrol, itu kan akibat dari sistem kami yang sangat transparan," kata dia.

Dengan demikian, ia juga mengatakan penyelenggaraan PPDB ini cukup memiliki hambatan dalam pemahaman masyarakat. Menurutnya, masih banyak orang tua siswa yang kebingungan untuk memahami proses jalur penerimaan yang ditempuh.

"Sekarang kan antara jarak satu waktu PPDB dengan pengumuman itu cukup lama, sehingga banyak orang tua yang salah milih jalur akibatnya mempertanyakan sistem," pungkas Edy. (Ant).