Kasus Covid-19 naik lagi, pakar dukung pemerintah perketat kebijakan

Kasus Covid-19 naik lagi, pakar dukung pemerintah perketat kebijakan Ilustrasi. Pixabay

Para pakar mendukung pemerintah untuk memperketat kebijakan penanganan pandemi Covid-19. Sebab, kasus coronavirus di banyak daerah kembali meningkat, terutama di DKI Jakarta.

"Harus ada kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Kembalikan ke model semula dengan upaya yang lebih luas cakupannya, tidak berdasarkan kelurahan tapi wilayah kabupaten atau regional," kata pakar kesehatan masyarakat dr Hermawan Saputra kepada wartawan, Senin (14/6).

Menurut dia, pemerintah perlu meningkatkan kapasitas tracing, testing, dan treatment tiga kali lipat. "Karena kita mensinyalir bahwa potensi kenaikan kasus juga hingga tiga kali lipat dari data yang ada ini," ujarnya.

Hermawan mengatakan, banyak rumah sakit mengalami over kapasitas akibat kenaikan kasus Covid-19 beberapa pekan terakhir. Sehingga, menurut dia, penyediaan ruang rawat atau fasilitas-fasilitas isolasi perlu ditambah. 

"Dan belum lagi adanya kemungkinan banyak data yang tidak terlapor atau tidak terdeteksi, jadi masif transimision di mana-mana," tuturnya.

Selanjutnya, dia menilai, pemerintah perlu segera menyebar dan memperkuat laboratorium-laboratorium uji kultur, terutama untuk mendeteksi varian-varian baru. Dia memberikan contoh, di beberapa daerah wilayah Jakarta tengah terjadi episentrum baru.

Hermawan berpendapat, penyebab kenaikan kasus Covid-19 belakangan ini karena perpaduan beberapa masalah, salah satunya mudik lebaran. "Dulu waktu orang mudik, dampaknya hingga saat ini kenaikannya. Kemudian, aspek varian baru memang dimungkinkan adanya mutasi genetik yang mempercepat penularan," ujarnya.

Epidemiolog dari Centre for Environmental and Population Health Griffith University, Australia, Dicky Budiman mengatakan pemerintah pusat harus betul-betul merubah strateginya. "Yang terjadi di Jakarta adalah representasi dari yang terjadi di Jawa, bahkan ada yang jauh lebih buruk potensinya," kata Dicky.

Padahal, kata dia, hasil evaluasi WHO bahwa Jakarta merupakan wilayah dengan kapasitas testing yang sudah memenuhi standar global. Menurut dia, saat ini merupakan situasi yang sangat serius. Sehingga, jika hanya beberapa daerah yang melakukan pengetatan kebijakan, dia menilai tidak akan menyelesaikan masalah.

Menurut dia, varian virus dari India lebih cepat menular dan berdampak lebih parah. Covid varian India juga menyiasati sistem imunitas. Orang yang sudah divaksin dan penyintas bisa tetap terkena. Sehingga, dia menilai harus siap juga dengan skenario terburuk, yaitu PSBB Jawa-Bali dan daerah besar lainnya.