Kasus Sembuh dari Covid-19 di Kaltim Tambah 1.559 Orang

Kasus Sembuh dari Covid-19 di Kaltim Tambah 1.559 Orang Ilustrasi Covid-19 (Foto: pixabay)

Samarinda, Jurnal Jabar – Pasien kasus Covid-19 yang dinyatakan sembuh di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim)  bertambah sebanyak 1.559 orang per Selasa (15/3). Juru Bicara Satgas Covid-19 Kaltim, Andi Muhammad Ishak mengatakan, kasus terkonfirmasi positif hanya bertambah 486 orang.

"Kasus positif terus menurun, namun demikian kami ingatkan masyarakat untuk tetap waspada mengingat penularan virus masih terjadi," kata Andi.

Andi menjelaskan, tambahan kasus sembuh tertinggi di wilayah Kutai Barat dengan 370 orang. Kemudian Samarinda 252 orang, Bontang 226 orang, Balikpapan 202 orang, Berau 157 orang, Kutai Timur 133 orang, Kutai Kartanegara 116 orang, Paser 75 orarg, Penajam Paser Utara 25 orang dan Mahakam Ulu 3 orang.

Ia menambahkan, penambahan kasus positif terjadi di Balikpapan 102 orang, Berau 74 orang, Kutai Kartanegara 66 orang, Bontang 56 orang, Paser 54 orang, Kutai Timur 40 orang, Kutai Barat 35 orang, Samarinda 33 orang dan Mahakam Ulu 10 orang.

"Kasus meninggal dunla turut mengalami penambahan lima orang, saat ini jumlah keseluruhan kasus meninggal dunla menjadt 5.632 orang,” tutur Andi.

Lebih lanjut, Andi menyampaikan, sebanyak semblan wilayah kaltim masih dalam status zona merah, sementara satu-satunya wilavan yang berada di zona oranve adalah Mahakam Ulu.

Menurut Andi, Samarinda masih menjadi wilayah tertinggi untuk pasien yang menjalani perawatan dengan jumlah 3.103 orang. Pasien lainnya tersebar di Balikpapan 1.229 orang, Berau 929 orang, Kutai Barat 926 orang, Bontang 898 orang, Kutai Kartanegara 554 orang, Kutai Timur 436 orang, Paser 338 orang,Penajam Paser Utara 145 orang dan Mahakam Ulu 35 orang.

"Pasien Covid-19 yang masih menjalani perawatan masih 8.633 orang," ujarnya. 

Dirinya mengimbau masyarakat untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan, mengingat penyebaran kasus Covid-19 masih terjadi.

“Kami mengimbau masyarakat untuk selalu tertib menjalankan protokol kesehatan, karena ancaman penularan virus mash terjadi," pungkas Andi.