Kepala BKKBN Kunjungi Cirebon dan Kuningan Sosialisasi Cegah 'Stunting'

Kepala BKKBN Kunjungi Cirebon dan Kuningan Sosialisasi Cegah 'Stunting' Kepala BKKBN Hasto Wardoyo melepas 30 Mobil Unit Penerangan Roadshow Cegah Stunting (Mupen Racing) di Majalengka, Senin (28/10/2019) sore. (Foto&keterangan: Antara).

JAKARTA - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, ikut konvoi keliling Brebes, Cirebon, dan Kuningan untuk menyosialisasikan pencegahan stunting.

Stunting merupakan kekurangan gizi kronis yang menyebabkan pertumbuhan anak terganggu, sehingga tubuhnya kerdil dan kecerdasannya menurun. Secara fisik, anak dengan stunting lebih pendek ketimbang rata-rata tinggi badan anak seusianya.

Siaran pers BKKBN yang diterima di Jakarta, Selasa (29/10), menyebutkan bahwa total ada 30 Mobil Unit Penerangan Roadshow Cegah Stunting (Mupen Racing). Ini selama tiga hari menempuh perjalanan sekitar 250 km, melintasi tujuh kabupaten-kota di perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah, untuk menyampaikan informasi mengenai upaya pencegahan stunting.

Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo, saat melepas 30 Mupen Racing di Majalengka, pada Senin (28/10), mengingatkan pentingnya mencegah masalah gizi yang menyebabkan kekerdilan pada anak. Caranya dengan mengatur jarak kelahiran dan memberikan gizi cukup pada anak.

"Saya ingatkan pentingnya mengatur jarak kelahiran, jarak yang tidak terlalu dekat memungkinkan anak mendapat cukup asupan gizi dan kasih sayang, sehingga tidak terjadi gagal tumbuh, jarak kelahiran antaranak paling tidak tiga tahun. Selain mencegah stunting, pengaturan jarak juga dapat mencegah risiko kematian ibu dan bayi," kata Hasto.

Dalam rangkaian kegiatan sosialisasinya, BKKBN menyampaikan informasi mengenai program kependudukan, keluarga berencana, dan pembangunan keluarga melalui seni tradisional wayang golek. 

Juga, menggelar kuliah umum di Universitas Gunung Jati Cirebon, sosialisasi dan promosi GenRe di Pesantren An Nasuha, dan seminar mengenai pencegahan stunting melalui pengasuhan 1.000 hari pertama kehidupan.

Di Majalengka, BKKBN memberikan penghargaan kepada akseptor KB pria dan memberikan pelayanan kontrasepsi vasektomi, kepada 20 pria.

"Peserta KB Pria masih sangat sedikit, lebih dari 98 persen peserta KB adalah kaum ibu. Saya sampaikan bahwa vasektomi tidak mengerikan dan membahayakan, karena hanya saluran yang menghasilkan benih saja yang diikat, vasektomi dilakukan tanpa pisau dan juga bisa dilakukan rekanalisasi," Hasto menjelaskan. (Ant).