Komitmen Pemprov Jabar Bangun 'Bisnis Kebahagiaan'

Komitmen Pemprov Jabar Bangun 'Bisnis Kebahagiaan' Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, saat menghadiri Pembukaan Musyawarah Daerah (Musda) XIII Badan Pimpinan Daerah (BPD) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jabar di Trans Luxury Hotel, Kota Bandung, Rabu (15/1/2020). (Foto&keterangan: Humas Pemprov Jabar).

BANDUNG - Gubernur Jawa Barat (Jabar), M Ridwan Kamil atau Emil, mengatakan pariwisata adalah bisnis kebahagiaan dan industri pariwisata diciptakan untuk menarik orang berkunjung. Apalagi Jabar memiliki panorama dan kondisi alam yang indah.

"Di acara Musyawarah Daerah ke-13 BPD Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jabar kemarin malam di Bandung, saya katakan bahwa pariwisata adalah bisnis kebahagiaan," kata Ridwan Kamil, Kamis (16/1).

Ridwan Kamil mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat berkomitmen menjadikan sektor pariwisata sebagai lokomotif ekonomi masa depan. Sejumlah upaya dan program pun digagas Pemda Provinsi Jawa Barat, guna mewujudkannya.

"Kami serius untuk membuktikan Jawa Barat ini harus menjadi destinasi pariwisata yang semakin baik dan keren," kata Emil.

"Dan menjadikan Jawa Barat juara pariwisata adalah yang pertama yang harus dipahami adalah definisinya. Akhirnya saya menemukan definisi versi saya," tambahnya.

Lebih lanjut, ia menuturkan pariwisata itu definisinya adalah bisnis kebahagiaan yakni orang mau bahagia, dengan begitu wisatawan pun mau mengeluarkan dananya.

"Bahagia dengan shopping maka ada pariwisata shopping, bahagianya melihat festival maka dia mau jauh-jauh datang menonton festival (misalnya) ke Rio (Brazil), ke Jember, Bandung, dan lainnya," katanya.

"Dia bahagianya spiritualitasnya maka wisatanya umrah, wisata kunjungan. Dia bahagianya event musik, maka dia datang ke konser-konser musik. Jadi, definisi pariwisata itu," imbuhnya.

Maka jenis kebahagiaan seperti apa yang bisa membuat orang mau datang ke Jawa Barat, Emil mengatakan industri pariwisata di Jabar bisa disesuaikan dengan kondisi alam dan budaya di setiap daerah.

"Jawa Barat mau memilih bisnis kebahagiaan seperti apa? Ya kita mencari ridho Allah SWT, maka kita pilih bisnis-bisnis kebahagiaan atau pariwisata yang sesuai adat, budaya, syariat agama, supaya kita berkah," katanya.

Dalam 12 bulan terakhir, menurut Emil, pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk memajukan dunia pariwisata Jabar.

Salah satunya, mendorong setiap kabupaten/kota untuk memiliki destinasi wisata unggulan, seperti Kabupaten Pangandaran dengan Pantai Barat dan Timurnya.

"Kami melakukan banyak hal, salah satunya adalah satu destinasi wisata di setiap kabupaten/kota akan kami perbaiki. Seperti wajah baru pantai di Pangandaran," kata Ridwan Kamil.

"Kemudian kita akan maksimalkan jalur kereta api, tinggal satu ronde lagi dari Banjar ke Pangandaran. Jakarta ke Banjar-nya sudah, Banjar-Pangandaran-nya sedang berproses. Jadi, pariwisata adalah lokomotif ekonomi Jawa Barat ini kami buktikan dengan keberpihakan anggaran dan program-program," katanya.

Emil menyebut, hingga akhir 2019 jumlah wisatawan domestik dan mancanegara yang berkunjung ke Jabar, sekira 66 juta wisatawan.

"Dan tahun lalu kami dianugerahi oleh konsumen sebagai destinasi wisatawan halal terfavorit di seluruh Indonesia mengalahkan provinsi-provinsi lain," kata Emil bangga.

Sementara itu, Ketua BPD PHRI Jabar, Herman Muchtar, mengatakan Jawa Barat memiliki potensi pariwisata yang luar biasa. Namun, kata dia, potensi tersebut akan memberikan dampak positif apabila dikelola dengan baik.

"Jawa Barat dengan potensi di sektor pariwisata sangat luar biasa, semuanya kita punya dan tidak kalah dengan daerah lain di Indonesia," kata Herman.

"Persoalan yang kita hadapi adalah bagaimana kita mengolahnya untuk mencapai tujuan tersebut. Sebagaimana yang diinginkan oleh Gubernur (Jabar), untuk menjadikan pariwisata sebagai lokomotif ekonomi Jawa Barat dan Jawa Barat menjadi provinsi pariwisata," lanjutnya.

BPD PHRI Jabar pun menyakini pariwisata bisa menjadi kekuatan ekonomi baru di Jabar.

"Saya yakin ini (pariwisata lokomotif ekonomi Jabar) bisa terwujud apabila kita sungguh-sungguh, yakin, serius, siapkan SDM yang memadai, paham, mau berkolaborasi, berkoordinasi terutama dengan dinas atau stakeholder terkait dan pentahelix," kata Herman. (Ant).