Menpar: Dibutuhkan SDM Standar Global

Menpar: Dibutuhkan SDM Standar Global Menteri Pariwisata RI (Menpar), Arief  Yahya (tengah), saat menghadiri kegiatan malam syukuran Wisuda SBM ITB di Hotel Continental, Kota Bandung, Kamis (17/10/2019) malam.  (Foto: Dokumentasi Pemprov Jabar).

BANDUNG - Sektor pariwisata Indonesia ditetapkan sebagai sektor unggulan penyumbang ekonomi tanah air. Kemajuan pesat sektor ini diproyeksikan menjadi core economy, sekaligus penyumbang devisa terbesar di Indonesia lima tahun ke depan. Oleh karena itu, dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) lulusan sekolah maupun perguruan tinggi yang dibekali ilmu standar internasional atau global.

Demikian hal tersebut disampaikan oleh Menteri Pariwisata RI (Menpar), Arief  Yahya, saat menghadiri kegiatan malam syukuran Wisuda SBM ITB di Hotel Continental, Kota Bandung, Kamis (17/10) malam. 

Ke depan, kata Arief, guna menjawab tantangan global, suatu negara harus mampu menetapkan sektor andalan, untuk mendorong pertumbuhan perekonomiannya. "Kalau bahasa sekarang harus bisa menetapkan leading sektornya apa?," imbuh Arief.

Selanjutnya, mampu menetapkan alokasi sumber daya sesuai dengan leading sector tersebut. Jika tidak, menurut Arief, maka tidak akan tercapai percepatan pembangunan perekonomian bangsa ini. 

"Kalau mengalokasikan sumber daya seperti kinerja zaman dulu sudah tidak bisa lagi, tapi harus dibayangkan apa target yang akan kita capai," jelasnya. 

Arief mengisyaratkan, jika ingin bersaing di level dunia maka setiap institusi pendidikan, khususnya dunia kampus agar menerapkan kurikulum standar internasional. 

Ia mencontohkan, salah satu perguruan tinggi kepariwisataan dibawah naungan Kementerian Pariwisata RI (Kemenpar), sekitar 30 persen lulusannya bekerja di luar negeri dengan jabatan Manager maupun General Manajer. 

"Untuk itu saya membuat standar kurikulum level dunia dan sertifikasinya level regional. Intinya kalau mau jadi global player harus selalu menggunakan global standard termasuk dalam pembinaan SDM," jelas Arief. 

Seperti diketahui, berdasarkan catatan Kemenpar RI, sumbangan devisa dari sektor pariwisata meningkat dari US$12,2 miliar pada 2015, menjadi US$13,6 miliar di 2016, dan naik lagi menjadi US$15 miliar pada 2017. Pada 2018 ditargetkan meraup devisa US$17 miliar. Serta pada 2019 dibidik menyumbang devisa nomor satu, mengalahkan sektor lain dengan proyeksi nilai sebesar US$20 miliar.

"Saya optimistis tahun ini dan lima tahun ke depan, industri pariwisata menjadi salah satu yang menyumbangkan devisa terbesar, mengalahkan sektor lain dengan proyeksi nilai sebesar US$20 miliar," pungkas Arief. (Humas Pemprov Jabar).