Peluang Anak di PPDB, Orang Tua Murid Harus Jeli

Peluang Anak di PPDB, Orang Tua Murid Harus Jeli Orang tua murid mendaftarkan anaknya pada Pendaftaran Peserta Didik baru (PPDB) 2019 di Jawa Barat. (Foto: Antara Foto).

BOGOR - Pelaksanaan Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) berbasis zonasi menuntut kejelian wali murid untuk melihat peluang mendaftarkan anaknya masuk ke sekolah sesuai dengan yang dibutuhkannya.

"Untuk mendaftar PPDB ini harus jeli melihat informasi dan teliti. Saya saja sampai buat catatan kecil daftar nama-nama anak yang sudah mendaftar di sekolah-sekolah berbau favorit lengkap dengan nilai mereka masing-masing," kata Indah, ibu asal Kayu Manis, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat, saat ditemui Jumat (21/6).

Ibu dua orang anak ini menceritakan pengalamannya harus mendatangi tiga sampai lima sekolah untuk melihat peluang anaknya dapat sekolah di mana.

"Sebelum ke sekolah saya baca dulu peraturan dan tata cara PPDB nya seperti apa, saya buka website dan mem-follow IG (Instagram)nya Disdik loh," kata Indah.

Sejak pendaftaran PPDB tingkat Kota Bogor dibuka tanggal 17 Juni, Indah sudah sibuk menyeleksi sekolah-sekolah mana yang memungkinkan putranya diterima masuk SMA negeri.

Selain jalur zonasi murni, Indah juga mempertimbangkan untuk memilih jalur zonasi kombinasi yakni perpaduan antara jarak rumah dan NEM siswa.

Berdasarkan peraturan Dinas Pendidikan Jawa Barat memberlakukan tujuh jalur masuk PPDB yakni jalur zonasi terbagi tiga yakni zonasi murni, zonasi kombinasi (NEM) dan zonasi dengan KTM.

Jalur berikutnya prestasi yang dibagi dua yakni prestasi non akademi dengan kuota 2,5 persen dan akademik sebenar 2,5 persen. Jalur keenam yakni perpindahan orang tua sebesar lima persen dan jalur inklusi.

Dari lima sekolah yang didatanginya ada tiga sekolah yang menjadi target Indah untuk mendaftarkan anaknya yakni SMAN 5, SMAN 2 dan SMAN 10.

"Kalau di SMAN 5 sekarang posisi nilainya paling tinggi 38,4, anak saya nilainya masih bisa masuk. Tapi jarak ini yang jadi masalah lumayan jauh," kata Indah.

 

Orang tua murid mendaftarkan anaknya di PPDB. (Foto: Antara Foto).
 

Berharap Lolos di Jalur Zonasi Kombinasi

Untuk mendaftar di sekolah favorit anaknya (SMAN5) Indah tidak diuntungkan dengan jarak. Sehingga memilih SMAN 2 sebagai pilihan kedua dengan jalur zonasi kombinasi.

Setiap hari Indah memantau pergerakan nilai anak yang mendaftar masuk sekolah untuk mengetahui peringkatnya. Satu-satunya peluang besar masuk diterima SMA Negeri adalah di SMAN 10 karena dari sisi jarak dekat tetapi nilai anaknya ketinggian.

"Anak saya maunya masuk SMAN 5, tapi kalau nanti nilainya kegeser sama nilai yang lebih tinggi, ya pilihan kedua SMAN 2. Pilihan terakhir satu-satunya SMAN 10," jelasnya.

Sedangkan Yuli seorang ibu dari Perumahan Bukit Cimanggu, Kecamatan Bogor Utara mengatakan PPDB sistem zonasi ini menyulitkan bagi orang yang tidak paham peraturannya.

Agar tidak salah informasi lanjut Yuli, orang tua harus mencari informasi dari sumber yang benar seperti panitia sekolah, melalui akun Dinas Pendidikan dan situs PPDB tersebut.

"Saya kalau malam mantengi kamputer lihat update siswa yang mendatar di website-nya PPDB, kita baca terus pergerakan angka siswa yang mendaftar," katanya.

Menurut Yuli, memantau informasi tersebut membantu orang tua untuk menentukan pilihan sekolah mana yang akan dipilih setelah menimbang dan memperhitungkan peluangnya.

"Anak saya berpeluang masuk ke SMAN 2, karena jaraknya rumah kami juga dekat cuma 1,5 km. Nilai anak saya juga lumayan Tinggi 36 sekian, sementara nilai tertinggi di sini baru 37," katanya.

Dengan demikian, lanjut Yuli, jika dia mendaftarkan anaknya dengan jalur zonasi kombinasi adalah peluang untuk diterima masuk SMAN pilihannya yakni SMAN 2.

"Saya baru akan mendaftarkan anak saya hari ini. Nanti pilihan sekolah lainnya ada di SMAN 5 dan 10," kata Yuli. (Ant).