Soal Dana Rp2 Miliar, Dahnil: Fitnah Tak Buat Saya Surut Nyali

Soal Dana Rp2 Miliar, Dahnil: Fitnah Tak Buat Saya Surut Nyali Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak. (Foto: Ist)

JAKARTA - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak terseret persoalan uang Rp2 miliar terkait acara apel dan kemah pemuda Islam Indonesia yang digagas Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi.

Dahnil merasa dirinya sedang ditarget pihak tertentu karena dia tidak tahu-menahu mengenai uang Rp2 miliar tersebut. Maka itu dia menegaskan tidak akan berhenti dalam menyuarakan kebenaran.

"Fitnah tidak akan membuat saya surut nyali, untuk terus merawat semangat amar makruf nahi mungkar," ujar Dahnil dikutip Senin (26/11) dari akun Twitter @Dahnilanzar.

Dahnil sempat mengungkapkan, sebelum terselenggarannya acara apel dan kemah pemuda Islam Indonesia dia diundang ke rumah Dinas Menpora. Sesampainya di sana, dia melihat sudah ada Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor Yaqut Cholil Qoumas.

Pada kesempatan itu Nahrawi menyampaikan keresahannya dengan kelompok radikal yang mengaku paling Islam. Maka itu dia berniat menggelar acara apel dan kemah pemuda Islam Indonesia yang melibatkan Pemuda Muhammadiyah dan GP Ansor sebagai organisasi kepemudaan Islam besar di Indonesia.

Namun, sebelum memutuskan menerima ajakan dari Menpora, dia mengaku sempat dinasihati oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir. Nasihat itu intinya meminta kepada Dahnil berhati-hati jangan sampai dikerjai pihak tertentu.

"Ketika tiba di rumah dinas Menpora ternyata telah hadir Gus Yaqut (Yaqut Cholil Qoumas), Ketua Umum GP Ansor. Akhirnya, kami dipertemukan oleh Menpora. Singkat cerita akhirnya kami berdiskusi," ujar Dahnil dalam keterangannya, Minggu (25/11).

Dia menambahkan, saat menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya beberapa waktu lalu menyangkut dugaan tanda tangannya yang merupakan hasil scan yang terpapar di Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ), dirinya mengakui tidak mengetahui perihal persoalan tersebut.

"Saya seolah menjadi target utama dengan alasan ada tandatangan hasil scan, yang menyatakan saya  mengetahui, padahal sejatinya saya tidak memahami dan tidak tahu," ungkapnya.