Stadion GBLA Tak Terpilih di Piala Dunia U-20 2021

Stadion GBLA Tak Terpilih di Piala Dunia U-20 2021 Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana. (Foto: Antara).

BANDUNG - Pemerintah Kota Bandung menyatakan, Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) tidak terpilih menjadi stadion untuk ajang Piala Dunia U-20 2021, karena statusnya masih bermasalah.

Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana, mengatakan stadion kebanggaan warga Bandung itu masih terkendala permasalahan aset dengan kontraktor pembangunan.

Akhirnya, pihak PSSI serta FIFA menunjuk Stadion Si Jalak Harupat untuk pelaksanaan Piala Dunia U-20 di wilayah Bandung.

"Ya Insya Allah (segera diselesaikan masalah), karena 'bola'-nya (aset) masih ada di pihak lain ya, bukan di kami," kata Yana saat meninjau pembangunan lapangan Mini Soccer di Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung, Jumat (25/10).

Meski demikian, menurutnya tidak menutup kemungkinan jika GBLA dapat digunakan untung ajang bergengsi tersebut. Dirinya yang juga menjabat di Askot PSSI Bandung menyebut, akan berupaya menawarkan stadion itu untuk tempat Piala Dunia U-20 jika sudah tidak bermasalah.

"Kami juga mungkin masih ada permasalahan (aset) ini, nantinya persyaratan (untuk jadi tempat Piala Dunia U-20) kami akan penuhi, sampai limit waktu itu ternyata kami nggak bisa, ya kami dilewat aja gitu (batal digunakan)," sesalnya.

Karena menurutnya stadion yang berlokasi di Kecamatan Gedebage, Kota Bandung itu cukup mumpuni untuk dijadikan tempat ajang bergengsi itu. Maka, menurutnya cukup disayangkan jika stadion itu urung digunakan untuk Piala Dunia U-20.

"Kami terus berupaya, karena sayang juga ya, stadion itu sudah bagus," kata Yana.

Sebelumnya, pengelolaan Stadion GBLA tersebut belum sepenuhnya dimiliki oleh Pemerintah Kota Bandung. Pasalnya terhambat oleh adanya wanprestasi, pada tahap kedua serah terima aset dengan kontraktor. 

Permasalahan tersebut timbul ke publik, sejak GBLA ramai dibicarakan karena kondisinya yang memprihatinkan, akibat pengelolaan yang belum optimal.

Sebelumnya, Pemkot Bandung juga menargetkan permasalahan serah terima tersebut akan selesai, serta sudah ada pemenang lelang pengelolaan pada November 2019. Namun, Yana menyebut rencana itu akan terlambat dari target.

"Karena kalau lelang itu sekian bulan ya, mungkin (target) bergeser, jadi ke titik awalnya akhirnya, dari proses serah terima dulu ya," kata Yana. (Ant).