Titiek Soeharto Dukung Unjuk Rasa di Bawaslu

Titiek Soeharto Dukung Unjuk Rasa di Bawaslu Peserta aksi demo damai yang menamakan diri 'Gerakan Kedaulatan Rakyat', melaksanakan Salat Magrib berjamaah di seputar Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa (21/5). (Foto: Antara Foto).

JAKARTA - Politisi Partai Berkarya Titiek Soeharto, mendatangi massa yang melakukan unjuk rasa di depan Gedung Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (21/5) sore.

“Saya ke sini menyempatkan untuk bertemu teman-teman dari jauh yang sudah datang, karena ingin ikut buka puasa bersama mereka yang mendukung 02 di sini,” kata Titiek saat ditemui di depan Gedung Bawaslu RI, Jakarta.

Titiek mengucapkan terima kasih kepada para pendukung yang telah hadir, untuk menuntut Bawaslu agar menindaklanjuti berbagai dugaan kecurangan pada Pemilu 2019.

“Terima kasih sudah di sini mengikuti aksi damai, saya kaget sampai sini karena kan kita aksi damai kebanyakan emak-emak,” ujarnya.

Titiek mengungkapkan kekecewaannya, lantaran sambutan dari aparat keamanan yang dianggap terlalu berlebihan dalam menyambut aksi tersebut.

Dengan adanya aksi ini, Titiek berharap dugaan kecurangan-kecurangan tersebut segera dituntaskan oleh Bawaslu RI, karena masyarakat juga menuntut hal yang sama.

“Saya rasa semua bisa melihat kecurangan tersebut. Kalau kita protes sesuatu yang tidak adil tolong didengarkan dulu, jangan langsung memutuskan sendiri,” ujarnya.

Kondisi terkini di depan Gedung Bawaslu RI Jl. MH. Thamrin. Rakyat menjalankan ibadah Sholat Tarawih bersama. 20:01 WIB #RakyatTolakHasilPilpres pic.twitter.com/K0DnWNz6qA

— Partai Gerindra (@Gerindra) May 21, 2019

Ia juga menanggapi penetapan hasil suara pemilihan presiden 2019, yang telah diumumkan oleh KPU RI pada Selasa (21/5), dini hari.

“Kenapa mengumumkan di pagi buta kalau tidak ada maksud yang tidak jelas,” tanya Titiek.

Ia mengatakan, bahwa seharusnya pihak KPU mengumumkan hasil penetapan secara resmi tersebut pada siang hari, karena dinilai lebih logis.

“Seharusnya diumumkan di siang hari karena banyak masyarakat yang sadar atau tidak tidur kan jadi mereka tahu,” ujarnya.

Menurut Titiek, adanya aksi damai di depan Gedung Bawaslu RI yang diikuti oleh ratusan orang, merupakan suatu bentuk penyampaian pendapat terhadap hasil pemilu.

“Ini wujud kita tidak terima. Karena itu, kita adakan aksi damai ini,” terangnya.

Di sisi lain, Titiek juga menyayangkan sikap aparat keamanan yang dianggap terlalu berlebihan, dalam melakukan penjagaan aksi massa.

“Massa disambut oleh Kepolisian seperti ini. Seharusnya mereka (polisi) malu karena yang mereka hadapi emak-emak, kayak mau perang,” ujarnya. (Ant).