Wilayah Terdampak Kekeringan di Jabar Semakin Bertambah

Wilayah Terdampak Kekeringan di Jabar Semakin Bertambah Warga mengambil air di mata air kawasan persawahan di Desa Weninggalih, Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (24/7/2019). Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menetapkan status awas untuk 12 wilayah di Jawa Barat, yang berpotensi mengalami kekeringan ekstrem akibat tidak diguyur hujan sama sekali, penetapan status tersebut didasari atas analisis curah hujan dalam tiga bulan mendatang. (Foto: Antara Foto).

BANDUNG - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat menyatakan, sebanyak 20 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat hingga 5 Agustus 2019 terdampak kekeringan, terkait musim kemarau di provinsi ini.

Kepala Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Provinsi Jawa Barat, Budi Budiman Wahyu, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (6/8), di Bandung menyebutkan sebelumnya hingga 17 Juli 2019 ada 13 kabupaten/kota yang terdampak kekeringan.

Ia mengatakan, ke-20 daerah yang terdampak kekeringan tersebut adalah Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kabupaten Karawang, Kabupaten Bandung Barat.

Kemudian Kabupaten Sumedang, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Bandung, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Subang, Kota Cirebon, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten Garut.

Ia mengatakan, ada 20.621 hektare lahan pertanian di Jawa Barat terdampak kekeringan dan 166.957 kepala keluarga kekurangan air bersih, akibat kekeringan di musim kemarau saat ini.

"Kami juga telah menyalurkan bantuan air bersih sebanyak 1.799.100 liter untuk warga yang kekurangan air bersih," kata Budi.

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil masih mengkaji terkait rencana penetapan status siaga kekeringan, seperti yang diusulkan oleh BPBD Jawa Barat.

"Saya masih mengkaji karena solusi-solusi sudah dilakukan. Dengan para bupati wali kota sudah menggilir (irigasi). Hitungannya harian. Sehari dikelompok tani ini, sehari di itu," kata Ridwan Kamil beberapa waktu lalu.

Selain itu, menurut Ridwan, PDAM juga sudah bergerak untuk membawa truk-truk air untuk menyuplai air bersih kepada warga terdampak kekeringan.

"Dan ketiga, kami juga mengkaji dengan BMKG untuk rekayasa cuaca. Jadi ini sedang kami kerjakan. Jadi tiba-tiba langsung ke status itu bukan tidak mungkin, tapi sedang ikhtiar dulu," tandas Ridwan. (Ant).