Gubernur Emil Kritik Ibu Kota Baru Dari Sisi Arsitek

Gubernur Jabar Ridwan Kamil sebagai arsitek menilai, ada yang kurang tepat dari pemindahan ibu kota ke Kaltim. Apa alasannya?
Senin, 26 Agst 2019 15:45 WIB Author - Rina Suci

BANDUNG - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Mochamad Ridwan Kamil atau Emil, yang juga berprofesi sebagai arsitekmenilai, desain ibu kota negara Republik Indonesia yang barudi Kabupaten Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur kurang tepat.

Kalau sudah jadi pertimbangan pemerintah pusat yang namanya DPR saya kira kami dukung. Cuma sebagai arsitek saya melihat desain dan asumsi ibu kota baru banyak hal-hal kurang tepat, kata Gubernur Emil di Bandung, Senin (26/8).

Emil menilai, luas lahan ibu kota baru Indonesia yang baru terlalu luas, padahal luas lahan ibu kota yang baik itu tidak terlalu luas lahannya, agar tidak boros infrastruktur.

Asumsinya lahannya terlalu luas, 200 ribu hektare untuk 1,5 juta penduduk, menurut saya boros lahannya. Contohnya Brazil, itu Brasilia sampai sekarang tanahnya terlalu luas, manusia tidak betah dan lain-lain. Myanmar juga sama sepi, kata Emil.

Salah satu contoh pemindahan ibu kota yang benar dan tepat, dilakukan oleh Amerika Serikat ke Washington DC.

Baca juga :