Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi Terendam Banjir
Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi Terendam Banjir
Banjir merendam beberapa daerah di Jawa Barat. Di antaranya adalah Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi.
Banjir di wilayah Kabupaten Bogor terjadi pada Selasa (29/7) pukul 19.30 WIB setelah hujan dengan intensitas tinggi yang memicu jebolnya tanggul di perumahan Arum Park, Desa Bantarsari, Kecamatan Rancabungur. Akibat kejadian ini sebanyak 146 KK atau 462 jiwa terdampak.
"Menyusul peristiwa ini BPBD Kabupaten Bogor telah berupaya melakukan kaji cepat, berkoordinasi, hingga melakukan upaya penanganan darurat dengan penyedotan dan pembersihan material banjir. Tidak ada korban jiwa maupun kerugian materiil lainnya yang dilaporkan setelah banjir terjadi," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan resminya.
Sementara itu, banjir yang merendam Kabupaten Sukabumi terjadi pada Senin (28/7) pukul 16.20 WIB, setelah hujan dengan intensitas tinggi yang berlangsung lama mengguyur wilayah Sukabumi, sehingga menyebabkan aliran sungai meluap.
Sedikitnya tiga desa dari dua kecamatan, yakni Desa Cidolog, dan Desa Tegallega di Kecamatan Cidolog serta Desa Rambay di Kecamatan Tegalbuleud terdampak. Berdasarkan kaji cepat yang dilakukan BPBD pasca banjir, tercatat 56 jiwa dari 27 KK terpaksa mengungsi dan 20 KK lainnya terancam.
Tidak hanya merendam rumah warga, banjir juga menyebabkan lima unit rumah rusak berat, 21 unit ruah rusak sedang, dan 20 unit rumah terancam, serta 1 jembatan putus. Tim BPBD Kabupaten Sukabumi masih terus melakukan penanganan darurat di lokasi terdampak serta berkoordinasi dan memonitoring lokasi yang masih terdampak.
Meskipun sudah memasuki musim kemarau, sebagian wilayah Indonesia masih berpeluang diguyur hujan sedang hingga lebat, di samping meningkatkan kesiapsiagaan di musim kemarau, masyarakat dan pemerintah daerah juga diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi basah seperti banjir, banjir bandang, dan angin kencang.
Sumber BNPB
Komentar