Sekretaris Daerah Kabupaten Bogor Ajat Rochmat Jatnika, Foto Setkab Bogor

Pemkab Bogor Dorong Pendirian Bank Sampah

Pemkab Bogor Dorong Pendirian Bank Sampah di Setiap Instansi Pemerintahan

Volume sampah di Kabupaten Bogor telah mencapai 2.744 ton per hari, mayoritas berasal dari rumah tangga.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor terus memperkuat komitmennya dalam menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, dan berkelanjutan. Salah satu langkah konkret yang diambil adalah dengan mendorong pendirian Bank Sampah di setiap lingkungan kerja, mulai dari tingkat dinas hingga kecamatan se-Kabupaten Bogor.

Inisiatif ini disosialisasikan melalui rapat koordinasi dan sosialisasi pengelolaan sampah, yang diselenggarakan di Bappedalitbang Kabupaten Bogor pada Rabu (6/8/2025).

Dorongan Langsung dari Sekda Bogor

Sekretaris Daerah Kabupaten Bogor Ajat Rochmat Jatnika menyampaikan, seluruh perangkat daerah wajib menunjukkan aksi nyata dalam pengelolaan sampah. Salah satu bentuknya adalah mendirikan Bank Sampah di lingkungan kerja masing-masing.

“Kita ingin Kabupaten Bogor menjadi daerah yang tidak hanya indah dipandang, tetapi juga sehat dan lestari. Semua harus dimulai dari kesadaran kita bersama, khususnya para ASN sebagai panutan masyarakat,” ungkap Sekda.

Ajat menekankan, persoalan sampah bukan sekadar isu teknis, melainkan juga menyangkut budaya dan tanggung jawab sosial. Ia menyerukan agar seluruh elemen pemerintah dan masyarakat membangun budaya malu membuang sampah sembarangan.

“Lingkungan yang kotor adalah cerminan perilaku kita. ASN harus jadi pelopor perubahan. Kita tidak boleh menjadi bagian dari masalah. Apalagi anggaran miliaran rupiah habis setiap tahun untuk mengatasi dampak dari kebiasaan buruk tersebut,” tegasnya.

Sistem Monitoring & Reward Lingkungan Bersih

Sebagai bentuk keseriusan, Pemkab Bogor akan menerapkan monitoring dan evaluasi kebersihan lingkungan kerja, mulai dari kantor pemerintahan, sekolah, hotel, restoran, hingga desa dan kecamatan. Unit kerja yang tidak menunjukkan kepedulian terhadap kebersihan akan diberi label “Dalam Pengawasan DLH atau Satgas Sampah.”

Sebaliknya, unit kerja yang sukses dalam mengelola lingkungan akan mendapat penghargaan khusus, termasuk program Umroh gratis bagi pemenang lomba kebersihan yang akan diumumkan pada peringatan HUT RI, 17 Agustus 2025.

“Kita ingin semua bergerak, dari pimpinan tertinggi sampai staf terbawah. Ini tanggung jawab bersama. Semua harus terlibat dan merasa memiliki,” ujar Ajat.

Edukasi, Partisipasi, dan Implementasi

Pemkab Bogor berharap, pendirian Bank Sampah di seluruh instansi pemerintahan akan menjadi langkah awal menuju sistem pengelolaan sampah yang partisipatif dan edukatif.

“Ini bukan sekadar urusan kebersihan, tapi investasi masa depan. Lingkungan yang bersih dan lestari adalah warisan terbaik untuk generasi mendatang,” tutup Sekda.

Bappedalitbang Tunjukkan Contoh Nyata

Plt Kepala Bappedalitbang Kabupaten Bogor Bambam Setiaji menjelaskan, pendirian Bank Sampah adalah implementasi langsung dari arahan Presiden RI, yang menargetkan pengelolaan sampah 50% pada 2025 dan 100% pada 2026.

Sebagai contoh, Bappedalitbang telah memiliki Bank Sampah internal bernama Batabumi (Bank Sampah Bappedalitbang Cinta Bumi) yang telah aktif sejak 2018. Bank Sampah ini dikelola oleh pegawai internal dan menerima sampah anorganik dari rumah masing-masing.

“Hampir semua sampah anorganik sudah tertangani. Minggu ini, kami mulai mengelola sampah organik secara serius, dengan menggunakan komposter dan pemilahan mandiri,” ujar Bambam.

Ia optimistis, jika seluruh perangkat daerah menempuh langkah serupa, maka target pengelolaan sampah 100% pada tahun 2026 bisa tercapai.

DLH Tegaskan Perlu Pendekatan Terstruktur

Sementara itu, Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor, Dede Armansyah, menyoroti pentingnya pendekatan yang sistematis, terstruktur, dan masif dalam mengatasi persoalan sampah.

“Selama ini pendekatan kita masih bersifat imbauan dan sosialisasi. Itu belum cukup. Kita butuh kebijakan yang terarah, termasuk sanksi dan penghargaan agar program ini benar-benar efektif,” ujarnya.

Ia mengungkapkan, volume sampah di Kabupaten Bogor telah mencapai 2.744 ton per hari, mayoritas berasal dari rumah tangga. Di tengah penurunan tutupan lahan, strategi pengurangan sampah dari hulu, seperti reduce dan recycle, harus menjadi prioritas.

“Kami tidak bisa hanya mengingatkan tanpa tindakan nyata. Kebijakan harus berjalan dengan sistematis, terukur, dan berkelanjutan,” tambahnya.

DLH juga memastikan, pendekatan ke depan akan fokus pada edukasi yang dibarengi dengan penerapan regulasi, melalui pendirian Bank Sampah di setiap instansi, untuk mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA Galuga.

Sumber Pemkab Bogor

Komentar