Sulit Berhenti Merokok, Begini Kata Dokter

Sulit Berhenti Merokok, Begini Kata Dokter Image: Pixabay.com

JAKARTA - Mungkin banyak orang bertanya-tanya, mengapa seorang perokok sering mengatakan sulit berhenti merokok. Pasalnya, tampak mudah saja untuk berhenti merokok, mengingat lebih banyak efek negatif daripada positifnya.

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Dr. dr. Agus Dwi Susanto Sp.P(K) di Jakarta, Selasa (28/5), mengatakan bahwa rokok memiliki adiksi dan merangsang hormon dopamin yang menimbulkan rasa nyaman bagi perokok.

Oleh sebab itu, menurut dr. Agus, alasan seorang perokok sulit berhenti merokok karena perokok tersebut kehilangan rasa nyaman yang ditimbulkan dari nikotin.

Ia menambahkan, nikotin yang dihisap menghasilkan neurotransmitter berupa berbagai zat kimia yang berdampak pada tubuh seseorang.

Senyawa kimia yang dihasilkan dari nikotin memiliki efek yang beragam, di antaranya mengurangi stres, menekan nafsu makan, atau tubuh tampak lebih fit. "Dampak secara perasaan itu muncul karena neurotransmitter," ungkap dr. Agus.

 

 

Orang yang merokok bertahun-tahun akan merasakan efek nyaman pada tubuhnya. Namun, di sisi lain bahan-bahan kimia tersebut menyebabkan kerusakan pada fungsi organ tubuh.

"Dalam satu batang rokok mengandung 6000 bahan kimia berbahaya, 60 sampai 70 di antaranya bersifat karsinogen (menyebabkan kanker)," jelas dr. Agus.

Ketika perokok berhenti merokok, maka akan muncul gejala putus nikotin yang menyebabkan tubuh merasa tidak nyaman. Pasalnya, neurotransmitter yang selama ini memberikan efek nyaman pada seorang perokok jadi berdampak sebaliknya, seperti batuk-batuk, badan tidak nyaman, sakit kepala, sulit tidur dan lain-lain.

Menurut dr. Agus, rasa gejala putus nikotin tersebut akan berlangsung pada dua minggu pertama, setelah berhenti merokok hingga 12 minggu setelahnya. Jika seorang perokok bisa lepas dari itu lebih dari 12 minggu, maka dia akan mudah untuk berhenti merokok.

Tidak semua perokok bisa melewati masa gejala putus nikotin hingga 12 minggu, oleh karena itu dibutuhkan tenaga medis untuk membantu mengelola efek samping tersebut. (Ant).