Pengamat: Jokowi Semakin Condong ke Ganjar

Pengamat: Jokowi Semakin Condong ke Ganjar Presiden Jokowi (kiri), Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri (tengah), dan bacapres PDI-P Ganjar Pranowo (kanan) dalam Rakernas PDI-P ke VI di JCC, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (29/9). Foto Instagram @ganjar_pranowo.

Momen-momen kebersamaan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Ketua Umum PDI-Perjuangan Megawati Soekarnoputri, dan bakal calon presiden (bacapres) Ganjar Pranowo di acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV PDI-P di JI-Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (29/9), dinilai sarat dengan isyarat politik. 

Peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad mengatakan Jokowi sengaja mempertontonkan keakraban dengan Megawati dan Ganjar. Secara tersirat, Jokowi juga mengindikasikan dukungan politiknya mengerucut kepada Ganjar. 

"Jokowi sempat menggandeng Mega bersama dengan Ganjar. Jokowi juga menyebut secara eksplisit Ganjar nanti kalau sehari setelah dilantik langsung bekerja ke dalam ketahanan pangan. Menurut saya, Jokowi ingin membantah asumsi dan dugaan sejumlah orang ini dukungan Pak Jokowi bukan ke Ganjar," kata Saidiman saat dihubungi, Sabtu (30/9).

Dalam rakernas itu, Jokowi sempat tertangkap kamera tengah membisikkan sesuatu kepada Ganjar. Saat memberi sambutan, Jokowi mengaku berpesan agar Ganjar segera menggarap isu kedaulatan pangan jika terpilih jadi presiden pada 2024 mendatang. 

Sikap yang ditunjukkan Jokowi kepada Megawati dan Ganjar di rakernas itu, lanjut Saidiman, merupakan sinyal komitmen bahwa Jokowi sejalan dengan kebijakan PDI-P yang telah resmi mengusung Ganjar. Pernyataan itu sekaligus menepis anggapan hubungan Jokowi, Megawati, dan Ganjar tengah renggang. 

"Jokowi ingin menunjukkan bila ia masih kader PDI-P dan partainya itu sedang mendukung seseorang bernama Ganjar Pranowo. Saya tidak melihat Pak Jokowi berpaling dari komitmen partai," kata Saidiman.

Hasil sigi SMRC yang dirilis pada Mei 2023, menemukan sebanyak 81,7% masyarakat Indonesia puas dengan kinerja Jokowi sebagai presiden. Sebanyak 40% responden yang puas menyatakan bakal mendukung Ganjar di Pilpres 2024. Sebanyak 30% lainnya bakal mendukung Prabowo. 

Saidiman menilai Ganjar masih punya peluang besar untuk mencuri suara dari pendukung Jokowi yang pro-Prabowo. Syaratnya, Ganjar rutin memamerkan kebersamaan dengan Jokowi dan Jokowi mengeluarkan penyataan-pernyataan yang bernuansa pro-Ganjar.

"Pertemuan kemarin, kalau itu tersosialisasi dengan baik, saya kira itu bisa mengubah persepsi bahwa (Jokowi mendukung Prabowo). Sebenarnya, Jokowi itu pilihannya adalah Ganjar," ucap Saidiman.

Jokowi kerap disebut melirik Prabowo sebagai suksesor untuk meneruskan warisan kepemimpinannya di masa depan. Dalam berbagai forum publik, Jokowi juga beberapa kali terang-terangan mempromosikan Prabowo sebagai capres potensial.

Kendati dekat dengan Prabowo, Saidiman berpendapat Jokowi masih condong memberi dukungan kepada Ganjar. Menurut dia, Jokowi juga tidak ingin mengambil risiko merusak hubungan dengan Megawati di akhir masa jabatannya sebagai presiden.

"Sejauh ini, Jokowi tidak ada perkataan mendukung siapa. Satu-satunya capres yang agak lebih eksplisit (yang didukung) Jokowi itu Ganjar Pranowo. Ketika dia (Ganjar) dideklarasikan oleh parpolnya, Jokowi itu hadir. Itu satu-satunya peristiwa yang dihadiri oleh Pak Jokowi," kata Saidiman.

Direktur Riset Indonesia Presidential Studies (IPS) Arman Salam melihat Jokowi belum terang-benderang mendukung Ganjar. Pernyataan Jokowi di Rakernas ke-VI PDI-P, menurut dia, bisa juga dimaknai arahan agar Ganjar mengikuti instruksi Megawati terkait isu pangan jika memenangi Pilpres 2024. 

"Jika ditelaah, bahasa ini secara eksplisit mendukung Ganjar. Namun, secara implisit, bisa ditafsirkan juga Jokowi ingin bilang jika nanti jadi presiden langsung ikut perintah ketum PDI-P Megawati soal pangan, seiring dengan pidato ketum PDI-P yang menitikberatkan soal ketahanan pangan," ucap Arman.

Ketimbang sibuk melobi dukungan dari Jokowi, menurut Arman, Ganjar dan Prabowo sebaiknya fokus merebut suara massa mengambang (swing voters) yang masih tinggi. Pada sejumlah survei terbaru, jumlah swing voters diperkirakan masih di kisaran 30%. 

"Segera bersolek agar massa ngambang terpikat. Tentu dengan kerja dan melakukan personal branding yang terukur, terarah, dan tepat mengingat tingginya massa ngambang dan kecilnya fanatisme di masing masing calon," kata dia.