Mendagri Ajak Masyarakat Perangi Kampanye Ujaran Kebencian

Mendagri Ajak Masyarakat Perangi Kampanye Ujaran Kebencian Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo. (Foto: Ist)

JAKARTA - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo mengajak masyarakat Indonesia untuk melawan politik uang, kampanye ujaran kebencian, dan cara-cara yang menyinggung suku, agama, RAS dan antaragolongan (SARA) menjelang Pemilu Serentak 2019.

Menurut Tjahjo, ada tiga indikator yang menunjukkan suatu pemilu sukses dilaksanakan. Salah satunya meningkatnya jumlah partisipasi.

"Mari kita lawan racun demokrasi, yakni politik uang, kampanye ujaran kebencian dan kampanye SARA," kata Mendagri dalam sambutannya pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Persiapan Penyelenggaraan Pemilu Serentak 2019 di kawasan Ancol, Jakarta, Sabtu (17/11).

"Untuk meningkatkan partisipasi, kita harus lawan yang namanya racun demokrasi," ujarnya.

Masyarakat, kata dia, harus mendorong calon anggota legislatif dan tim sukses calon presiden untuk beradu gagasan yang lebih baik. Tjahjo pun yakin pihak kepolisian mampu memberantas kampanye ujaran kebencian yang belakangan marak di media sosial.

"Polisi saya kira memiliki kelengkapan untuk menghadapinya meskipun jumlah penduduk Indonesia 263 juta, ada 300 juta ponsel yang beredar dengan 400 juta sim card," ungkapnya.

Dia juga mengajak masyarakat Indonesia untuk mengingat sejarah betapa antusiasnya warga negara Indonesia menghadapi pemilu pertama 1955. "Saya kira kita perlu berkaca pada tahun 1955, tingkat partisipasi mencapai 91,41 persen. Tahun 2014 lalu sudah bagus dengan mencapai angka 74,30 persen," ucapnya.

Dalam kesempatan itu, Tjahjo mengapresisasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) dari tingkat pusat hingga daerah yang berhasil menyelenggarakan pilkada serentak. "Kami jamin konsolidasi demokrasi kita memilih calon legislatif dan presiden sudah siap. Lembaga penyelenggara pemilu juga saling bersinergi menyukseskan konsolidasi ini dengan baik," ucapnya.

Dia meyakini pengalaman KPU dalam menyelenggarakan pemilu mampu membaca dan mengindentifikasi beragam potensi yang kelak berujung masalah. "Hingga detik ini, semua tahapan sudah berjalan dengan baik tanpa intervensi apapun," ucap Tjahjo. (Ant)