Rentan Obesitas, Kemenkes Minta Orang Tua Pantau Pertumbuhan Anak

Rentan Obesitas, Kemenkes Minta Orang Tua Pantau Pertumbuhan Anak Ilustrasi obesitas (Foto: pixabay)

Jakarta, Jurnal Jabar – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia mengungkapkan obesitas sangat berisiko terjadi pada anak. Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kemenkes, Lovely Daisy, mengatakan kasus obesitas pada anak usia 5 – 19 tahun meningkat 10 kali lipat sejak tahun 1975 hingga 2016.

Lovely menjelaskan, obesitas dikaitkan dengan kurangnya aktivitas fisik. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 anak usia 10 sampai 14 tahun itu yang kurang aktivitas sebanyak 64%.

“Itu sebenarnya nyambung kalau kita ngukur tingkat kebugaran anak-anak sekolah itu sebagian besar tidak bugar, artinya memang ini risiko tinggi apalagi ditambah dengan pola konsumsi anak-anak kita yang kurang baik,” kata Lovely, dikutip dari portal media Kemenkominfo infopublik.id, Jumat (14/7).

Menurut Lovely, obesitas uga erat kaitannya dengan banyaknya anak-anak yang tidak sarapan sebelum sekolah. Masih berdasarkan Riskesdas 2018, sebanyak 65% anak-anak tidak sarapan, sehingga mereka memilih jajan makanan di sekolah tanpa pengawasan orang tua.

Lovely menilai, diperlukan pemantauan pertumbuhan pada anak yang dilakukan setiap bulan. Hal itu penting untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan baik untuk kekurangan maupun kelebihan gizi sehingga intervensi bisa cepat dilakukan.

Lebih lanjut, Lovely menyampaikan strategi pencegahan obesitas pada anak dapat dilakukan dengan pengaturan pola makan, yakni harus terjadwal, makan makanan pokok tiga kali sehari, dan makan makanan selingan dua kali sehari.

“Rutin melakukan aktivitas fisik dan orang tua harus menyediakan makanan yang bergizi seimbang dan membantu anak belajar lebih selektif dan sehat terhadap makanan yang dikonsumsi,” tandasnya.