7 Perusahaan Siap Menanamkan Modal di Kota Bandung
7 Perusahaan Siap Menanamkan Modal, Kota Bandung Akan Menjadi Pelopor dalam Sektor Teknologi dan Energi Ramah Lingkungan
Pemerintah Kota Bandung mengungkapkan komitmennya untuk menjadi pelopor dalam inovasi teknologi energi baru dan pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.
Ini terlihat dengan hadirnya tujuh perusahaan teknologi dari berbagai negara yang bersiap untuk berinvestasi di Bandung, termasuk dalam pembangunan infrastruktur stasiun pengisian dan jaringan energi mandiri yang berbasis tenaga surya.
Di antara tujuh perusahaan tersebut terdapat Starcharge (perusahaan baterai), Farmsent (perusahaan blockchain untuk pertanian, aset fisik dan kredit karbon dari Dubai), Yogo (perusahaan robotik), China Oriental Capital Group, PT. Nusantara Bumi Sangkara, dan Ekta Duo.
Kedatangan para perwakilan perusahaan tersebut disambut langsung oleh Wali Kota Bandung Muhammad Farhan, dalam silaturahmi dengan Irwata (Asosiasi Teknologi Aset Dunia Nyata Indonesia) di Pendopo Kota Bandung, pada Jumat (18/7).
Farhan mengatakan, perkembangan teknologi berkelanjutan dan kendaraan listrik tidak boleh ditunda. Oleh karena itu, Bandung siap menjadi kota yang memimpin.
“Ekosistem kendaraan listrik perlu dibangun di Kota Bandung. Dealer sudah mulai berdatangan, jadi infrastruktur seperti SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum) harus disiapkan. Kami juga akan menyediakan energi mandiri melalui mikrogrid yang berbasis tenaga surya,” tuturnya.
Ia menambahkan, sistem pembayaran digital dan konektivitas Internet of Things (IoT) sangat penting untuk mendukung teknologi ini. Ini termasuk rencana besar Kota Bandung untuk operasional angkot cerdas yang berbasis listrik.
“Jika semua sistem terpasang di kendaraan, sopir tidak akan terganggu oleh masalah klasik seperti kehabisan baterai atau kuota. Semua terhubung lewat IoT. Namun, ini memerlukan perubahan cara berpikir. Kita perlu berani meninggalkan metode lama dan beralih ke pola pikir masa depan,” jelasnya.
Tidak hanya soal infrastruktur fisik, Farhan juga menegaskan pentingnya sistem pembayaran yang harus terintegrasi.
“Ketika pengisian daya mobil dilakukan, proses pembayaran harus sederhana dan digital. Oleh karena itu, sistem pembayaran elektronik menjadi bagian krusial dari ekosistem ini,” ungkapnya.
Namun, tantangan terbesar berasal dari aspek regulasi. Banyak investor asing mengalami kesulitan untuk memahami aturan daerah dan undang-undang nasional. Oleh karena itu, diperlukan lembaga seperti IRWATA yang dapat menjelaskan semuanya secara menyeluruh.
Di tempat yang sama, Ketua IRWATA Muhammad Sabdo Yusmintiarto menambahkan, Kota Bandung akan menjadi kota pertama di Indonesia yang menerapkan teknologi tokenisasi aset dunia nyata atau RWA (Real World Assets).
“Dengan RWA, kami berharap Kota Bandung bisa menjadi pionir dalam memulai sistem keuangan yang inovatif. Kami ingin sistem ini berkembang dari Bandung ke seluruh Indonesia," ujarnya.
RWA merupakan aset fisik di dunia nyata seperti properti atau energi yang dialihkan menjadi aset digital di blockchain. Teknologi ini diharapkan dapat menarik investasi besar karena pendanaannya sepenuhnya berasal dari sektor swasta, tanpa memerlukan utang.
“Target kami untuk tahun ini adalah sekitar USD 500 juta atau sekitar Rp2 triliun dapat masuk ke Kota Bandung. Ini akan membuktikan bahwa Bandung bisa menjadi pusat investasi teknologi bersih,” jelasnya.
Investasi awal, lanjutnya, akan dipusatkan pada pembangunan stasiun pengisian di berbagai lokasi yang akan ditentukan oleh Pemerintah Kota Bandung.
Keputusan ini diambil karena mitra yang dipilih merupakan penyedia infrastruktur kendaraan listrik terkemuka di dunia.
“Kami tidak menentukan lokasi secara sepihak. Kami akan mendengar kebutuhan Kota Bandung, tunjukkan titik-titiknya, dan kami akan membangunnya,” imbuh Sabdo.
Sementara itu, perwakilan dari Ekta Duo Emil Bastian menyatakan bahwa Kota Bandung merupakan tempat yang ideal untuk pertumbuhan jangka panjang.
Sebagai tindakan selanjutnya, Irwata berencana untuk mengadakan kembali acara besar yang bertajuk Bandung Connectivity 4. 0, yang dijadwalkan berlangsung pada September yang akan datang.
sumberportaljabar
Komentar