Harga Tak Menentu, Pedagang Sayur di Cianjur Terancam Gulung Tikar

Harga Tak Menentu, Pedagang Sayur di Cianjur Terancam Gulung Tikar Ilustrasi pedagang sayur di pasar. (Foto: Ist)

CIANJUR - Pedagang di pasar tradisional di Cianjur, Jawa Barat (Jabar) mengeluh lantaran beberapa harga komoditas tidak menentu sejak sepekan terakhir, terutama harga sayur mayur.

Seorang pedagang sayur mayut di Pasar Induk Pasirhayam Deden (36) mengatakan, saat ini harga jual cabai rawit menurun tajam menjadi Rp40.000 dari harga asal Rp60.000 per kilogram (Kg). Sementara, harga tomat mengalami kenaikan dari Rp5.000 menjadi Rp10.000 per Kg.

"Harga komoditas cabai rawit dan tomat sejak beberapa pekan terakhir sudah mengalami tiga kali perubahan harga. Kami penjual cukup kebingungan karena harga tidak menentu," kata Deden di Pasar Induk Pasirhayam, Cianjur, Selasa (8/1).

Dia menerangkan, tidak menentunya harga beli dari tingkat distributor juga terjadi pada komoditi sayur mayur jenis daun, kentang dan kacang-kacangan. Alhasil, pedagang kesulitan menentukan harga jual ke pembeli. Bahkan, kata dia, menjelang sore harga kembali berubah saat pedagang akan berbelanja untuk stok. 

Menurutnya, Hal tersebut terjadi sejak beberapa pekan terakhir. Deden dan sejumlah pedagang sayur lain pun mengaku was-was saat hendak menambah barang. "Ditambah lagi pembeli yang datang ke pasar induk semakin mnenurun," ucapnya.

"Sehingga tingkat jual beli tidak menentu. Ditambah harga di pasaran yang tidak stabil. Tidak sedikit pedagang merugi karena pembeli urung belanja," ujarnya. 

Tidak stabilnya harga tersebut membuat sebagian besar pedagang tidak bisa mengembalikan modal. Bahkan, pedagang terpaksa menjual sayur mayur yang tersisa dengan harga di bawah pasaran saat menjelang sore.

Deden dan ratusan pedagang di pasar Cianjur berharap pemerintah daerah segera turun tangan untuk mengatasi masalah tersebut. Dikhawatirkan, jika terus dibiarkan ratusan pedagang terancam gulung tikar.

"Kalau harga-harga masih seperti ini, ratusan pedagang akan terancam gulung tikar. Harapan kami dinas terkait segera turun ke pasar untuk mencari solusi atas permasalahan harga yang tidak menentu," tuturnya. (Ant)