Turut Berduka, Ade Yasin Akan Santuni Keluarga Korban Ledakan Granat

Turut Berduka, Ade Yasin Akan Santuni Keluarga Korban Ledakan Granat Bupati Bogor Ade Yasin turut berduka cita atas insiden meledaknya granat berjenis grenade launcher mortar (GLM) di Desa Ciaruteun Ilir. (Foto: Ist)

BOGOR - Bupati Bogor Ade Yasin turut berduka cita atas insiden meledaknya granat berjenis grenade launcher mortar (GLM) di Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang yang menewaskan dua bocah dan satu luka parah.

Bupati Ade pun bergegas mengunjungi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Leuwiliang untuk melihat langsung kondisi korban. Politikus Partai Persatuan Pembanguna(PPP) itu berjanji bakal memberikan santunan.

"Sebagai pemerintah daerah meskipun kejadian ini tidak sengaja tapi kami bertanggung jawab untuk mengobati sampai sembuh. Insya Allah kami akan memberikan santunan supaya meringankan beban keluarga", kata Ade Yasin, Jumat (15/2).

Agar kejadian serupa tidak terjadi, Dia pun berkoordinasi dengan pihak kepolisian dan pihak TNI. "Saya akan berkoordinasi dengan pihak kepolisian dan pihak TNI, khawatir masih ada sisa-sisa. Mudah-mudahan tidak ada lagi," ungkapnya.

Korban luka dari peristiwa tersebut, yakni Muhammad Khoirul Islami (10) warga Desa Ciaruteun Ilir Kecamatan Cibungbulang. Sedangkan korban meninggal Muhammad Ibnu Mubarok (11) saat kejadian dan Muhammad Doni (14 tahun) di rumah sakit.

Diketahui, Kronologi kejadian bermula hari Minggu tanggal 10 Februari 2019. Saat itu, korban Ibnu Mubarok bermain di Kampung Padati Mondok RT 04/09 Desa Ciaruteun Ilir Kecamatan Cibungbulang, tepatnya di dekat lapangan tembak berjarak sekitar 300 meter.

Kemudian korban menemukan 1 buah kaleng susu yang diduga berisi granat aktif. Benda tersebut dibawa pulang ke rumah korban.

Granat aktif itu sempat disimpan oleh ibu korban di rumah. Selanjutnya pada hari Selasa 12 Februari 2019, kaleng susu yang diduga berisi granat tersebut dibuang oleh ibu korban, Siti Nurhasanah ke halaman di sekitar kebun dekat rumah korban.

Pada hari Kamis, 14 Februari 2019, korban mengambil kembali kaleng susu diduga berisi granat tersebut yang sempat dibuang oleh ibu korban. Kemudian korban bermain dengan 2 orang temannya yaitu Doni dan Sahrul.

Kaleng susu yang diduga berisi granat tersebut dipukul-pukul dengan menggunakan batu oleh korban. Tiba-tiba granat meledak dan mengakibatkan korban meninggal dunia di lokasi kejadian dengan kondisi tangan putus dan kepala hancur.